kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tetapkan harga rights issue Rp 262, Acset Indonusa (ACST) akan meraup Rp 1,5 triliun


Minggu, 16 Agustus 2020 / 19:39 WIB
Tetapkan harga rights issue Rp 262, Acset Indonusa (ACST) akan meraup Rp 1,5 triliun
ILUSTRASI. Acset Indonusa (ACST) akan menerbitkan saham baru dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 262 per saham. Dengan penawaran 5,72 miliar saham, maka perusahaan konstruksi ini akan mengantongi dana segar Rp 1,50 triliun.

Harga pelaksanaan ini sedikit lebih tinggi daripada harga saham ACST pada Jumat (14/8) yang berada d Rp 258 per saham.

Lewat perhelatan penawaran umum terbatas II Acset Indonusa dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), ACST menggelar rights issue jumbo sebesar 89,11% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Artinya, pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya akan terdilusi kepemilikannya sebesar 89,11%.

Baca Juga: Pandemi Corona Menggerus Kontrak Baru Acset Indonusa (ACST)

Setiap pemegang 10.000 saham ACSET lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 28 Agustus mempunyai 81.788 HMETD. Setiap satu HMETD memberikan haknya kepada pemegang saham untuk membeli satu saham baru.

PT Karya Supra Perkasa yang merupakan pemegang 50,10% ACST menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimiliki. "Karya Supra Perkasa juga memiliki dana yang cukup dan sanggup untuk melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya sesuai porsi bagian kepemilikan sahamnya secara proporsional serta untuk bertindak sebagai pembeli siaga dalam PUT II," ungkap Acset Indonusa dalam prospektus ringkas yang diterbitkan Jumat (14/8).

Setelah rights issue, modal ditempatkan dan disetor penuh ACST akan naik dari 700 juta saham menjadi 6,42 miliar saham. Bila pemegang saham selain Karya Supra Perkasa tidak melaksanakan haknya, maka kepemilikan Karya Supra akan naik menjadi 94,56% dan kepemilikan publik turun dari 19,96% menjadi 2,17%.

Baca Juga: Target kontrak baru meleset, Acset Indonusa (ACST) fokus efisiensi di semester II

Aksi rights issue ini telah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 13 Agustus 2020. Berikut jadwal sementara rights issue ACST:

  • Tanggal pencatatan untuk memperoleh HMETD 28 Agustus 2020
  • Cum rights di pasar reguler dan pasar negosiasi: 26 Agustus 2020
  • Ex rights di pasar reguler dan pasar negosiasi: 27 Agustus 2020
  • Cum rights di pasar tunai: 28 Agustus 2020
  • Ex rights di pasar tunai: 31 Agustus 2020
  • Distribusi HMETD: 31 Agustus 2020
  • Pencatatan efek di BEI: 1 September 2020
  • Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETDL 1-8 September 2020
  • Penyeraha saham baru hasil pelaksanaan HMETD: 3-10 September 2020
  • Penjatahan pemesanan saham tambahan: 11 September 2020
  • Tanggal pembeli siaga melaksanakan kewajiban: 15 September 2020

Acset Indonusa akan menggunakan seluruh dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya-biaya untuk melunasi sebagian utang kepada PT United Tractors Tbk (UNTR) yang merupakan induk usaha Karya Supra.

Per Juni 2020, pinjaman ke UNTR ini sebesar Rp 2,04 triliun. Perkiraan saldo pokok pinjaman yang akan dilunasi sebagian dengan dana rights issue adalah Rp 1,496 triliun. Perkiraan saldo pokok pinjaman terutang setelah pembayaran sebagian adalah Rp 544,76 miliar.

Pinjaman afiliasi ini memiliki tingkat bunga Jibor +2,5%. Utang ini akan jatuh tempo pada 30 April 2023.

Baca Juga: Terpapar corona, laba bersih United Tractors (UNTR) turun 28% di semester I-2020

Komposisi pemegang saham ACST adalah PT Karya Supra Perkasa yang sekaligus pengendali dengan porsi 50,10%. Lalu, PT Cross Plus Indonesia dengan kepemilikan 12,27%.

Reksa Dana HPAM Ekuitas Progresif mengempit 6,33%. PT Loka Cipta Kreasi memegang 5,83%. HSBC-Fund Services, Bob (Cayman) Ltd memiliki 5,51%. Kemudian masyarakat memiliki porsi 19,96% dari total saham ACST.

Baca Juga: Bakal Rights Issue, Saham ACST dan MEDC Masih Menarik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×