kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun depan, ISAT siapkan capex Rp 7 triliun


Rabu, 30 September 2015 / 18:34 WIB
Tahun depan, ISAT siapkan capex Rp 7 triliun


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) menargetkan tahun ini bisa menyerap belanja modal sekitar Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun. Namun di tahun depan, anak usaha Ooredoo itu akan lebih berhemat dengan menganggarkan belanja modal sekitar Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun.

Alexander Rusli, Direktur Utama ISAT mengatakan, dana belanja modal akan digunakan untuk ekspansi modernisasi jaringan, khususnya jaringan 4G-LTE. Di tengah situasi yang belum menentu, ISAT ingin belanja modalnya lebih efisien untuk meminimalkan beban.

Maklum, sebagian besar pengeluaran ISAT berbentuk valuta asing. Sementara pendapatannya dalam rupiah. Tentunya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar membuat beban ISAT makin berat.

Alex bilang, seluruh belanja modal akan berasal dari dana kas perseroan. ISAT memang sedang menahan diri untuk tidak menarik pinjaman baru. "Pinjaman baru hanya akan dilakukan dalam hal refinancing atau membayar utang," ujar Alex, Rabu (30/9).

Di tahun depan, Alex memprediksi belanja modal bisa lebih rendah dari tahun ini karena ekspansi modernisasi jaringan sudah banyak diselesaikan. "Kami maunya belanja modal kecil tetapi tetap mendapatkan pertumbuhan yang besar," imbuhnya.

Tahun depan, ISAT menargetkan bisa mengantongi pertumbuhan pendapatan sebesar 6%-7% dari tahun ini, sama dengan pertumbuhan industri.

ISAT pun masih akan berupaya mengonversi utang dollarnya menjadi rupiah untuk meminimalisir rugi kurs. Sampai Agustus 2015, jumlah utang Dollar ISAT mencapai US$ 515 juta dari total Rp 22,6 triliun.

Namun, saat ini proses konversi utang itu masih harus menunggu penguatan rupiah dan perbaikan kondisi ekonomi. "Karena kalau dipaksakan nanti malah bisa tambah rugi, jadi harus dilakukan bertahap," ujarnya.

Sebelumnya, ISAT telah melakukan refinancing untuk melunasi utang obligasi US$ 650 juta yang jatuh tempo 2020. Pada Semester I tahun ini, utang Dollar ISAT mencapai 54,8% dari total utang.

Selain itu, ISAT juga melakukan lindung nilai atau hedging. Utang Dollar yang telah ISAT amankan berporsi 52,24% dari total pinjaman bank dan obligasi berdenominasi valuta asing.

Saham ISAT ditutup 2,74% ke level Rp 3.750 pada perdagangan Rabu (30/9). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×