kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Emiten Kelapa Sawit Haji Isam, PGUN Beri Klarifikasi ke BEI, Simak Penjelasannya


Selasa, 12 Agustus 2025 / 15:28 WIB
Emiten Kelapa Sawit Haji Isam, PGUN Beri Klarifikasi ke BEI, Simak Penjelasannya
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) di Kalimantan Timur. Emiten sawit milik pengusaha Haji Isam ini akhirnya angkat bicara mengenai kinerjanya di semester I 2025 yang dipertanyakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit milik pengusaha Haji Isam, PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) akhirnya angkat bicara mengenai kinerjanya di semester I 2025 yang dipertanyakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manajemen menjelaskan mengenai mekanisme harga jual kelapa sawit atau palm oil (CPO) ke PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) selaku induk perusahaannya. Pada semester I kemarin, sekitar 91,99% produksi CPO PGUN dijual ke JARR.

Dalam keterbukaan informasi tanggal 12 Agustus 2025, PGUN bilang telah menyepakati penetapan harga jual dengan mengacu pada harga pasar, yaitu harga pasar hasil tender PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN).

“Adapun dalam mekanisme penetapan harganya adalah berdasarkan harga acuan rata-rata yang dihitung secara bulanan,” ujar manajemen PGUN dalam keterbukaan informasi tersebut.

Baca Juga: Kinerja Emiten Sawit Haji Isam Naik di Semester I 2025, Simak Rekomendasi Sahamnya

Manajemen PGUN menegaskan, tidak terdapat perubahan volume dan harga jual CPO yang signifikan sebelum kenaikan harga saham perseroan.

Volume penjualan CPO pada April–Juli 2025 bergerak di kisaran 2.490–3.191 metrik ton dengan harga rata-rata antara Rp13.412 hingga Rp14.623 per kilogram.

Sebagai informasi, saham PGUN terbang 154,46% dalam sebulan terakhir ke Rp 1.425 per saham. Per hari ini (12/8), saham PGUN masih disuspensi bursa lantaran kenaikan harga saham tersebut.

Manajemen juga menjelaskan terkait peningkatan pendapatan PGUN sepanjang semester I 2025. Penjualan PGUN sepanjang paruh pertama 2025 sebesar Rp 385,17 miliar, naik 48,92% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 258,63 miliar.

Peningkatan pendapatan perseroan diakui lantaran kenaikan volume produksi dan kenaikan harga jual rata-rata CPO dan palm kernel (PK) pada periode Juni 2025 dibandingkan pada periode tahun lalu. 

Kenaikan itu disebabkan produksi perseroan yang terdampak El Nino di tahun 2023, sehingga merosot pada semester I 2024. 

“Namun, hal itu tak terjadi di tahun ini, sehingga produksi dan penjualan mengalami kondisi yang lebih baik,” ungkapnya.

Baca Juga: Saham Haji Isam (JARR) Terbang 75% Sepekan Terakhir, Ini Profil & Kinerja Terbarunya

Secara rinci, segmen minyak kelapa sawit menyumbang Rp 332,19 miliar ke pendapatan periode ini, naik Rp 94,26 miliar secara tahunan. Lalu, penjualan inti kelapa sawit berkontribusi Rp 52,4 miliar, naik Rp 33,7 miliar dari periode sama tahun 2024.

“Penurunan terjadi pada penjualan cangkang sawit, namun dampaknya tidak signifikan terhadap total pendapatan,” kata manajemen.

Di tahun 2025, PGUN menganggarkan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 191 miliar, dengan mayoritas alias Rp 150 miliar digunakan untuk investasi tanaman. Manajemen menuturkan realisasi capex itu masih sesuai rencana hingga akhir Juli 2025.

“Pekerjaan replanting berjalan sesuai rencana, dengan pencapaian hingga bulan Juli sebesar 60% replanting dan 40% tanam baru,” tuturnya.

Selain itu, bursa juga bertanya terkait utang dan pajak PGUN per 30 Juni 2025. Dalam laporan keuangan semester I 2025, PGUN mempertahankan angka utang dari PT Araya Agro Lestari selaku pemegang saham, walaupun terdapat arus kas masuk dan keluar untuk membayar/memperoleh utang pemegang saham selama periode tesebut.

Dana tersebut diakui digunakan perseroan untuk pembelian aset berupa lahan, tanaman, bangunan, kendaraan, dan alat berat milik PT Langgai Agrindo Agung dan PT Bumi Pasir Agrindo.

Sesuai kesepakatan, besaran bunga pinjaman itu sebesar 3%. Semula, PGUN berencana melunasi pinjaman pada 26 Maret 2026. Namun, pada 11 Juli 225, perseroan telah melakukan pelunasan atas pinjaman berelasi kepada PT Araya Agro Lestari.

Terkait pajak, khususnya CALK 17 Perpajakan, tercatat saldo PPh Pasal 29 sebesar Rp 25,18 miliar per Juni 2025. Ini naik signifikan dibandingkan saldo per 31 Desember 2024 yang sebesar Rp 13,29 miliar.

Menurut manajemen, lonjakan laba kena pajak selama semester I 2025 itu sejalan dengan peningkatan signifikan pendapatan dan laba usaha. Terdapat juga penyesuaian fiskal atau koreksi akuntansi, seperti pengeluaran yang tidak dapat dikurangkan secara fiskal.

Pelunasan PPh Pasal 29 akan dilakukan paling lambat 30 April tahun depan, bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh Badan.

Angsuran PPh sampai periode Juni sudah senilai Rp 20,5 miliar, sehingga sisa nilai pajak penghasilan badan ditaksir sekitar Rp 4,2 miliar.

“Estimasi penghasilan kena pajak untuk periode 30 Juni 2025 didasarkan atas perhitungan sementara. Jumlah tersebut mungkin berbeda dengan jumlah yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan,” tutur manajemen PGUN.

Selanjutnya: 5 Ide Bisnis yang Bisa Dimulai Tanpa Modal Uang

Menarik Dibaca: 5 Alasan Pria Harus Pakai Sunscreen, Bukan Hanya untuk Wanita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×