Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di bawah manajemen baru, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) berencana untuk melakukan transformasi bisnis dengan melakukan penyederhanaan struktur grupnya dan keluar dari bisnis non-inti.
Saat ini, Telkom memiliki sekitar 60 anak usaha. Telkom berencana untuk melakukan penyederhanaan dengan melakukan merger, divestasi maupun transfer bisnis maupun lisensi ke anak usaha lainnya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Arthur Angelo Syailendra bilang di 49 perusahaan, TLKM berperan sebagai pengendali. Ada di enam perusahaan TLKM sebagai mayoritas tapi bukan pengendali.
Baca Juga: Telkom (TLKM) Targetkan Spin Off Bisnis Fiber Optik Rampung Pertengahan 2026
Sementara ada lima perusahaan kepemilikan minoritas. Contohnya, Telkom punya saham minoritas di PT Pefindo Biro Kredit melalui anak usahanya PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma.
“Kami ingin mulai gabungkan agar lebih terstruktur dan terarah. Dari segi purchasing power kami ke vendor juga akan lebih bagus. Ini yang akan kami konsolidasikan,” jelasnya, Selasa (12/8).
Salah satu contoh yang sudah dilakukan ialah menyederhanakan produk Telkomsel dari 6.000 SKU menjadi 400 SKU. Tak berhenti sampai di situ, produk akan dirampingkan hingga 200 SKU.
Rencannya, TLKM akan melakukan mengurangi anak usaha menjadi sekitar 22 untuk menghilangkan redundansi. Langkah ini juga merupakan arahan dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.
Baca Juga: Telkom (TLKM) Buka Suara Terkait Kasus Dugaan Korupsi & TPPU MDI Ventures di Tanihub
“Kami sudah mulai akan selesai dalam dua sampai ketiga tahun ke depan. Harapannya akan selesai di akhir 2027,” kata pria yang akrab dipanggil Lolo ini.
TLKM akan fokus untuk berinvestasi di bisnis yang besar walaupun harus menggelontorkan dana jumbo. Ini juga sebagai langkah agar anak usaha TLKM tak terlalu banyak.
Misalnya, kalau ada potensi besar seperti pembangunan data center 40 MegaWatt atau pengembangan Low Earth Orbit (LEO) maupun investasi besar lainnya, TLKM akan pertimbangkan untuk investasi.
“Kalau investasi di bisnis yang EBITDA hanya US$ 10 juta, kami sudah tidak bermain di situ. Sekarang kami mau fokus kepada bisnis besar yang signifikan.
Selanjutnya: Premi Asuransi Rumah Tertekan, Segmen Komersial dan Industri Jadi Andalan Pertumbuhan
Menarik Dibaca: Tengok Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Rabu 13 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News