Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Fluktuasi nilai tukar Rupiah membuat PT Indosat Tbk (ISAT) berbenah. Emiten halo-halo ini menargetkan porsi utang dollarnya menjadi sekitar 15%-20% dalam 1 sampai 2 tahun ke depan.
"Dengan utang dollar mengecil, risiko mata uang turun. Jadi yang dikejar adalah kestabilan keuntungan," ucap Andromeda Tristanto, Investor Relation ISAT, kepada KONTAN, KamisĀ (3/9).
Sampai Agustus, jumlah utang dollar ISAT adalah US$ 515 juta dari total Rp 22,6 triliun atau sekitar 32%. Apabila ingin menurunkan porsi utang dollar menjadi 15%-20%, artinya ISAT perlu melakukan pengurangan utang sekitar US$ 195 juta sampai US$ 275 juta.
ISAT akan berusaha menurunkan porsi utang Dollarnya secara bertahap. Andromeda menyebut, cara yang dilakukan adalah memperoleh pinjaman dalam bentuk Rupiah untuk pembiayaan kembali atau refinancing. Selain itu, ISAT juga akan melunasi utangnya dengan kas internal. Sampai semester pertama, kas dan setara kas ISAT tercatat Rp 9,42 triliun.
Andromeda menjelaskan bahwa porsi utang Dollar ISAT telah menipis sejak semester pertama lalu. Pasalnya, ISAT telah melakukan refinancing untuk melunasi utang obligasi US$ 650 juta yang jatuh tempo 2020. Pada semester pertama, utang Dollar ISAT berporsi 54,8%. Lalu di Juli, porsi utang dollarnya menjadi 39% dan merosot jadi 32% akhir Agustus.
Selain itu, ISAT juga melakukan lindung nilai atau hedging. Utang dollar yang telah ISAT amankan berporsi 52,24% dari total pinjaman bank dan obligasi berdenominasi valuta asing.
Meski begitu, kinerja ISAT masih terbeban rugi kurs. Pada semester pertama, ISAT mengalami rugi kurs sebesar Rp 905,29 miliar. Emiten ini pun menelan kerugian Rp 733,79 miliar.
PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga tengah berbenah mengurangi utang dollar. Emiten telko asal Malaysia ini akan merestrukturisasi US$ 900 juta utang dollarnya. Rinciannya yakni US$ 500 juta adalah utang kepada sang induk dan US$ 400 juta pinjaman perbankan yang tak dilindung nilai.
Utang yang akan EXCL restrukturisasi berporsi 60% terhadap total US$ 1,5 miliar utang dollarnya. Adapun, restrukturisasi tersebut ditargetkan rampung dalam 3-6 bulan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News