Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 2,44% ke level 7.791,70 pada akhir perdagangan Selasa (12/8/2025).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, penguatan IHSG didorong seluruh sektor saham, khususnya teknologi dan perbankan yang masing-masing menguat 5,52% dan 2,91%.
Selain itu, kembalinya dana asing juga turut mempengaruhi penguatan IHSG. Tercatat, net buy asing di perdagangan Selasa (12/8/2025) sebesar Rp 849,85 miliar di seluruh pasar, dan mencapai Rp 1,99 triliun dalam sepekan terakhir.
“Di sisi lain, pergerakan mayoritas bursa regional Asia yang menguat akibat adanya gencatan senjata perang dagang AS-China juga turut andil dalam penguatan IHSG,” urai Herditya saat ditanya Kontan, Selasa (12/8/2025).
Baca Juga: IHSG Melonjak 2,44% ke 7.791 pada Selasa (12/8), ARTO, TLKM, BBRI Top Gainers LQ45
Asal tahu saja, Amerika Serikat (AS) menunda kesepakatan tarif dagang dengan China terhitung sejak Senin (11/8/2025) hingga 90 hari ke depan.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menambahkan, IHSG juga menguat seiring dengan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS, The Fed.
Alrich juga menangkap optimisme pasar akan perbaikan ekonomi domestik dan maraknya aksi merger dan akuisisi perusahaan yang membuat IHSG melesat.
Tak lupa, pasar juga masih terpengaruh euforia terhadap masuknya sejumlah emiten Tanah Air ke Morgan Stanley Capital International (MSCI).
Secara teknikal, kata Alrich, indikator MACD membentuk golden cross dan indikator stochastic RSI mengindikasikan bullish reversal. IHSG juga berhasil keluar dari area konsolidasi sehingga ditaksir berpeluang menguji level tertinggi di 7.910 di perdagangan Rabu (13/8).
Senada, Herditya juga melihat IHSG akan berlanjut menguat dengan support 7.731 dan resistance di 7.830 pada Rabu (13/8/2025).
Sentimennya, investor diperkirakan akan menanti data inflasi AS. Selain itu, pasar juga tengah berspekulasi akan mulai berbaliknya arus dana asing ke pasar saham Tanah Air.
Baca Juga: IHSG Menguat Pasca Penundaan Kesepakatan AS-China, Proyeksinya Bisa ke level 7.800
Alrich juga sepakat, IHSG akan bergerak seturut penantian pasar terhadap rilis data inflasi AS yang membuka kejelasan arah kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed.
“Jika data inflasi lebih tinggi dari estimasi, diperkirakan akan menjadi katalis negatif karena berpotensi menurunkan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed pada September mendatang,” jelas Alrich.
Rekomendasi Saham
Atas berbagai sentimen itu, Alrich menyarankan investor untuk mengincar saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Dia juga menyebut saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) layak dicermati.
Sementara rekomendasi Herditya jatuh kepada saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan support Rp 1.905 dan resistance Rp 1.985. Lalu, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di level support Rp 1.710 dan resistance Rp 1.755.
Serta, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dengan area support Rp 2.790 dan resistance Rp 2.890 per saham.
Baca Juga: Melihat Prospek Emiten yang Akan Menggelar Private Placement di Semester II 2025
Selanjutnya: Nusron Wahid Klarifikasi dan Minta Maaf soal Polemik Kepemilikan Tanah di Indonesia
Menarik Dibaca: Jadwal Pertandingan WSG Tirol vs Real Madrid Rabu (13/8): Prediksi, H2H, dan Line Up
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News