kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -21.000   -1,08%
  • USD/IDR 16.319   9,00   0,06%
  • IDX 7.792   185,77   2,44%
  • KOMPAS100 1.105   23,32   2,16%
  • LQ45 823   23,67   2,96%
  • ISSI 258   4,00   1,58%
  • IDX30 426   12,56   3,04%
  • IDXHIDIV20 488   14,77   3,12%
  • IDX80 123   2,78   2,31%
  • IDXV30 127   1,15   0,91%
  • IDXQ30 137   4,21   3,18%

Melihat Prospek Emiten yang Akan Menggelar Private Placement di Semester II 2025


Selasa, 12 Agustus 2025 / 18:35 WIB
Melihat Prospek Emiten yang Akan Menggelar Private Placement di Semester II 2025
ILUSTRASI. Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan akan melaksanakan penambahan modal lewat private placement pada semester II 2025.TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan akan melaksanakan penambahan modal lewat private placement pada semester II 2025.

Yang terbaru, ada PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) yang mengumumkan akan menggelar private placement dalam waktu dekat. Tujuannya, sebagai upaya mengembangkan usaha dan memperbaiki rasio keuangan dengan memperkuat struktur permodalan dan menjaga likuiditas keuangan dalam kegiatan usahanya.

Rencananya, BULL akan melakukan penambahan modal dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1.408.585.144 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham, atau 10% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh yakni 14.085.851.449 lembar saham.

Dalam keterbukaan informasi tanggal 8 Agustus 2025, BULL telah memiliki salah satu calon pemodal untuk rencana private placement ini yaitu Fortune Street Limited yang berasal dari Hong Kong. Fortune Street Limited dipastikan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan, pemegang saham, atau pengendali, sehingga transaksi ini tidak akan menyebabkan adanya perubahan pemegang saham pengendali pada BULL.  

Baca Juga: Buana Lintas Lautan (BULL) Bakal Gelar Private Placement Sebanyak 1,41 Miliar Saham

Penambahan modal akan dilaksanakan secara bertahap atau sekaligus dalam jangka waktu maksimal dua tahun terhitung sejak tanggal persetujuan RUPSLB yang akan digelar BULL pada 15 September 2025.

“Dana yang diperoleh dari penambahan modal ini akan digunakan oleh perusahaan dan/atau entitas anak usaha untuk pengembangan usaha dalam bentuk pengembangan armada kapal dan/atau peningkatan modal kerja," tulis manajemen BULL. 

Lalu, PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) berencana melakukan penambahan modal melalui skema private placement dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 6,07 miliar saham atau paling banyak 10% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan saat ini yakni 60,68 miliar saham.

Manajemen MSIN menyebut bahwa penambahan modal ini akan memberikan manfaat berupa cadangan peningkatan modal kerja perusahaan.

“Terkait rencana pelaksanaan penambahan modal ini, hingga saat ini belum terdapat calon pemodal yang akan melaksanakan penambahan modal," tulis Manajemen MSIN dalam keterbukaan informasi, Jumat (8/8). RUPSLB bakal digelar pada 15 September 2025.

Kemudian, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menerbitkan 1.175.000.000 saham baru Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham dalam aksi korporasi ini.

“Seluruh saham baru tersebut akan diambil bagian oleh PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) yang merupakan pihak terafiliasi dari perusahaan,” tulis Manajemen ENRG dalam keterbukaan informasi, Jumat (4/7/2025) lalu. Saat ini, BCI merupakan pemegang saham ENRG. 

Lalu, PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) juga berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 4.719.862.337 saham baru melalui rights issue dan/atau sebanyak-banyaknya 1.573.287.445 saham melalui private placement di semester II 2025. 

“Namun, untuk nilai private placement dan rights issue akan disampaikan kemudian,” ujar Direktur Investasi dan Portofolio PALM, Ellen Kartika dalam paparan publik RUPS PALM, Rabu (25/6) lalu.

Baca Juga: Perkuat Modal, MNC Digital (MSIN) Akan Gelar Private Placement 6,07 Miliar Saham

Sementara, WSBP private placement dengan menerbitkan saham 943,96 juta saham yang setara Rp 47,96 miliar. Harga konversi sebesar Rp 50,81 per saham dan nilai nominal Rp 50 per saham. 

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Legal WSBP, Fathul Anwar mengatakan, tujuan private placement ini adalah implementasi atas konversi utang WSBP kepada kreditur menjadi ekuitas. 

Hal itu diatur dalam Perjanjian Perdamaian yang telah disahkan (homologasi) oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 28 Juni 2022. 

Tanggal pelaksanaan PMTHMETD Tahap V WSBP dilakukan pada 9 Juli 2025 dan tanggal efektif pencatatan saham hasil PMTHMETD Tahap V pada 10 Juli 2025.

Junior Equity Analyst Pilarmas Sekuritas Arinda Izzaty melihat, aksi korporasi itu menunjukkan bahwa para emiten tengah membutuhkan penguatan modal kerja, restrukturisasi utang, atau pendanaan ekspansi.

Analis Ekuitas PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi melihat, aksi private placement bakal menarik jika sudah ada investor strategisnya. 

“Dengan masuknya investor strategis, perusahaan mempunyai exposure baru, baik dalam bentuk materil seperti sumber daya, maupun immaterial. Seperti, akses terhadap sektor tertentu yang mempunyai regulasi yang cukup ketat,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (12/8).

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan melihat, di tengah kondisi pasar yang volatil dan bergerak cepat seperti saat ini, aksi private placement menjadi salah satu opsi pendanaan yang relevan, khususnya bila ditargetkan kepada investor strategis. 

Keunggulan private placement adalah prosesnya yang relatif cepat, fleksibel, dan bisa langsung mengarah ke pihak yang diyakini memiliki komitmen jangka panjang. 

“Bagi emiten, strategi ini tidak hanya memperkuat permodalan, tetapi juga bisa menjadi pintu masuk untuk sinergi bisnis dengan investor yang memiliki kemampuan finansial dan industri yang mumpuni,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (12/8/2025).

Menurut Ekky, potensi serapan dana dan tujuan aksi korporasi itu berbeda-beda untuk setiap emiten. Kriteria yang menarik adalah emiten yang memiliki standby buyer yang jelas serta tujuan private placement yang difokuskan untuk ekspansi bisnis, bukan sekadar restrukturisasi utang. 

Dari kriteria tersebut, Ekky melihat, ENRG menjadi yang paling menarik karena standby buyer di aksi private placement sudah pasti, yaitu Bakrie Capital Indonesia yang menyerap seluruh PP senilai Rp 338 miliar. 

Kepastian ini meminimalisasi risiko eksekusi dan memastikan dana segar langsung bisa digunakan untuk mempercepat proyek-proyek strategis. 

“Aksi private placement BULL juga menarik, karena sudah memiliki calon investor jelas dari Hong Kong (Fortune Street Ltd) dengan tujuan pendanaan yang spesifik untuk ekspansi armada, sehingga memberi prospek pertumbuhan yang terukur,” tuturnya.

Prospek dan Rekomendasi Saham

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah mengatakan, aksi private placement biasanya lebih menyesuaikan pada kebutuhan emiten, terutama dengan agenda ekspansi mereka.

“Hanya saja yang harus diperhatikan jumlah free float saat ini. Sebab, pelaksanaan corporate action ini bisa membuat jumlah saham beredar di masyarakat di bawah batas ketentuan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (12/8/2025)

Arinda melihat, prospek kinerja para emiten tersebu di semester II 2025 akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan eksekusi private placement dan seberapa cepat dana tersebut digunakan untuk tujuan yang produktif. 

Misalnya, MSIN berpotensi memperbaiki kapasitas operasional dan memperluas lini bisnis digitalnya. BULL dapat meningkatkan pendapatan melalui penambahan armada kapal. Sementara, PALM berpotensi tumbuh jika dana dialokasikan sesuai rencana untuk investasi strategis. 

Untuk WSBP, kemungkinan mendapat dampak positif terbatas, karena private placement lebih diarahkan untuk membayar utang. 

“Efek langsung ke kinerja WSBP di tahun ini bisa terbatas. Namun, dari sisi neraca keuangan, aksi private placement akan mengurangi tekanan likuiditas dan memberi ruang ekspansi di tahun-tahun berikutnya,” katanya.

Di sisi lain, sentimen negatif dari aksi korporasi ini adalah risiko dilusi bagi pemegang saham lama, ketidakpastian realisasi rencana penggunaan dana, dan potensi aksi jual jika harga pelaksanaan private placement berada di bawah harga pasar. 

“Di antara mereka, MSIN berpotensi menjadi jawara kinerja, karena skala dan tujuan pendanaannya jelas serta dapat memperkuat fundamental secara signifikan,” tuturnya.

Imam mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II yang ekspansif dan berada di atas ekspektasi pasar memberikan optimisme ke pelaku pasar dan dunia usaha. Kondisi itu bisa membuat emiten juga akan lebih optimistis untuk berekspansi. 

Maka dari itu, semester II 2025 menjadi waktu yang sangat tepat juga melakukan aksi korporasi ini. “Selain itu, dengan adanya potensi pemangkasan suku bunga The Fed di bulan September nanti juga turut memberikan stimulus tambahan,” ungkapnya.

Dari analisis teknikal, pergerakan saham BULL menarik untuk diperhatikan, karena baru breakout level psikologisnya di area Rp 148 - Rp 155 per saham. Saat ini, BULL tengah mendekati level resistance terdekatnya di Rp 189 per saham. 

Imam pun menyarankan beli untuk BULL jika bisa breakout dari level resistance tersebut dengan target harga di Rp 196 - Rp 200 per saham.

Sementara menurut Ekky, ENRG dan BULL masih prospektif di semester II dilatarbelakangi dari tujuan penggunaan dana hasil private placement.

ENRG mengarahkan dana yang dia terima ke proyek hulu migas, termasuk pengembangan di Malacca Strait dan Riau. Perseroan juga memiliki pipeline proyek yang solid, seperti lapangan Gebang yang siap memasok gas ke Pupuk Indonesia, serta temuan minyak di Blok Bentu dengan estimasi cadangan mencapai 20 juta barel.

Jika eksekusi berjalan sesuai rencana, dampak positif private placement ini berpotensi akan terlihat pada arus kas dan volume produksi di semester II 2025 hingga 2026. 

“Risiko yang perlu diantisipasi adalah ketepatan eksekusi proyek dan volatilitas harga energi global,” ungkapnya.

Di sisi lain, BULL akan memanfaatkan modal tambahan dari private placement untuk memperluas armada di tengah pasar angkutan minyak yang sedang membaik. Masuknya investor strategis memberi keyakinan tambahan terhadap keberlanjutan ekspansi ini. 

Prospek semester II 2025 untuk BULL positif selama tingkat utilisasi armada tetap tinggi, meski risiko tetap ada dari potensi fluktuasi tarif sewa kapal dan nilai tukar.

“Secara keseluruhan, emiten dengan penggunaan dana yang jelas dan bisa segera direalisasikan, seperti ENRG dan BULL, memiliki peluang lebih besar untuk menunjukkan perbaikan operasional dalam waktu cepat,” katanya.

Ekky pun merekomendasikan beli untuk BULL dengan target harga awal Rp 200 per saham dan target lanjutan di kisaran Rp 230 – Rp 250 per saham jika momentum penguatan berlanjut. Rekomendasi hold disematkan untuk ENRG dengan target harga kembali ke Rp 600 - Rp 700 per saham. 

Selanjutnya: Tingkatkan Komunikasi Internal, Peruri Luncurkan POV Playbook Series

Menarik Dibaca: Kampanye Gampang di Canva Dukung Profesional Desain Bagi UMKM Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×