kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak ulasan analis soal dinamika politik dan prospek pasar ke depan


Selasa, 22 Oktober 2019 / 06:35 WIB
Simak ulasan analis soal dinamika politik dan prospek pasar ke depan


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Ma’ruf Amin pada Minggu (20/10), IHSG Senin (21/10) kemarin berhasil ditutup menguat tipis 0,11%. Adapun pasar saat ini tengah menanti pengumuman Kabinet Kerja jilid 2 yang kabarnya akan diumumkan Rabu esok hari.

Sejumlah calon menteri telah dipanggil menghadap presiden di Istana Kepresidenan Jakarta sejak kemarin. Mahfud MD, Nadiem Makarim, Prabowo Subianto, Erick Tohir, dan sejumlah tokoh lainnya jadi sosok yang menyambangi istana dan dikabarkan akan menjadi calon menteri Kabinet Kerja Jilid 2.

Baca Juga: Ekonomi global loyo, dana kelolaan reksadana saham denominasi dollar AS menyusut

Analis Bina Artha Sekuritas Muhammad Nafan Aji melihat kedatangan tokoh–tokoh ini direspons positif oleh pasar jika berkaca pada pergerakan IHSG yang juga ditutup positif hari ini.

“Saya sih menilai dilihat dari pergerakan IHSG. So far IHSG masih ditutup di zona positif dan juga transaksi asing pun berkurang jadi Rp 58 miliar dari yang sebelumnya rata-rata sekitar Rp 300 miliar. Berarti untuk saat ini pasar masih mengapresiasi beberapa kandidat yang datang untuk dipilih dan ditetapkan sebagai pembantu presiden atau menteri," kata dia, Senin (21/10).

"Karena akan ada banyak pejabat baik dari profesional maupun politisi yang muncul. Jika tadi seperti Erick Tohir memang, Nadiem, dan kalangan profesional lainnya bisa kita apresiasi. Dari kalangan politik seperti Airlangga Hartanto, Prabowo, Mahmud MD. Sejauh ini ketiga kandidat yang muncul termasuk yang kompeten dalam rangka memimpin kementerian,” jelasnya.

Dari sejumlah tokoh yang singgah di istana, Nafan sebut Airlangga Hartanto berpotensi menjadi salah satu menteri yang nantinya berada di sektor perekonomian. Nafan menilai Airlangga dapat menjadi salah satu kandidat menteri koordinator bidang perekonomian.

Di sisi lain, pengamat pasar modal Samuel Sekuritas Alfatif melihat Erick Tohir dan Nadiem Makariem juga dapat menjadi dua tokoh yang nantinya akan berkecimpung di sektor perekonomian, namun tidak sebagai menteri keuangan. 

Baca Juga: Setelah Jokowi effect, investor memantau laporan keuangan emiten di kuartal III

Kendati sejumlah tokoh diprediksikan akan berada di sektor ekonomi, Alfatih menegaskan publik masih harus menunggu kepastian jabatan dan tokoh-tokoh yang digadang akan menjadi menteri di sektor perekonomian sebelum menilai program kerja apa yang akan dijalankan masing-masing tokoh tersebut.

Dalam proses pembentukan kabinet baru, Alfatif menegaskan masih terdapat beberapa PR dari kabinet sebelumnya yang harus diperbaiki di kabinet ini.

“Masalah lemahnya produksi atau nilai tambah industri kita. Masalah kepastian hukum dan aturan yang dulu sering berganti, itu sebagian dari PR yang harus diselesaikan,” tutur Alfatih.

Nafan menambahkan, selain PR yang disebutkan Alfatih di atas, kabinet sebelumnya juga masih memiliki PR terhadap rendahnya FTA, CAD dan ketergantungan impor. Nafan menilai, penting bagi pemerintah untuk memangkas kebijakan birokrasi dan regulasi guna meningkatkan FTA. 

Baca Juga: Persaingan ketat, volume penjualan rokok HM Sampoerna (HMSP) menyusut

Kemudian CAD yang kerap kali jadi pelemah kinerja indeks menurut Nafan perlu dikurangi dengan cara meningkatkan ekspor, pengembangan industri 4.0, kemampuan mendatangkan investor ke Tanah Air. PR yang tidak kalah penting ialah terkait ketergantungan impor yang menurut Nafan pada kabinet sebelumnya belum dimaksimalkan.

Tentunya, pemerintah harus siap berbenah dan berkaca pada kesalahan yang dibuat kabinet sebelumnya. Nafan menilai terdapat 3 hal yang harus dibenahi guna memaksimalkan kinerja Kabinet Kerja jilid 2 diantaranya adalah stabilitas moneter dan peningkatan pengembangan SDM

“Mendukung stabilitas rupiah karena merupakan hal yang menjadikan indikator penting karena kalau nilai tukar turun itu berbahaya dan menimbulkan gangguan stabilitas monter. 

"Kemudian, peningkatan SDM melalui pembangunan infrastruktur dan pembangunan konektivitas fisik maupun SDM seperti akses pendidikan, pembangunan sekolah dan education, bahkan juga konektivitas internet optik pengembangan e-education, edukasi berbasis digital. Konektivitas ini juga perlu dikembangkan di pariwisata dalam rangka meningkatkan devisa.” tandas Nafan.

Baca Juga: Moody’s memberikan prospek stabil, ini rekomendasi analis untuk saham perbankan

Sektor prospektif di periode kedua jabatan Jokowi
Dalam pidato resmi kepresidenan pertamanya pasca dilantik untuk masa jabatan kedua, terdapat sejumlah kata kunci yang diucap berulangkali oleh Jokowi. Di antaranya pembangunan, ekonomi, dan lapangan kerja. Kata kunci ini seolah menjadi sinyal bagi fokus kerja Kabinet Kerja jilid 2 untuk 5 tahun ke depan.

Nafan menilai, sektor perbankan, infrastruktur, konsumer dan manufaktur serta industri dasar akan menajdi sekor-sektor yang gemilang di masa kepemimpinan Jokowi peridoe ke-2 ini. Hal ini seiringan dengan cita-cita Presiden yang ingin menjadikan Indonesia sebagai bagaian dari 5 negara dengan perkonomian terkuat di dunia pada tahun 2045 yang akan datang.

Pembangunan infrastruktur dan SDM menjadi kata kunci yang menurut Nafan dapat menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang maju dan dicari dalam segala bidang. Nafan menilai pembangunan Infrastruktur dapat menunjang terciptanya konektivitas baik secara fisik maupun non fisik seperti pendidikan.

“Untuk jangka 5 tahun mendatang saya rasa program-program infrastruktur termasuk SDM akan menjadi program utama walaupun dari segi birokrasi regulasi itu juga diperhatikan karena selama ini kita menghadapi kendala minusnya kinerja neraca perdagangan, ketergantungan Indonesia pada import, rendahnya FTA terkait pada permasalahan yang bersinggungan dengan SDM,” papar Nafan.

Alfatih juga menyatakan bahwa ke depan terkait sentimen penurunan suku bunga , sektor perbankan akan menjadi sektor yang menarik dalam Jilid 2 kepemimpinan Jokowi serta sektor konsumer yang terpengaruh oleh tantangan global, pelemahan pertumbuhan global dan Indonesia.

Baca Juga: Sudah ada 41 perusahaan yang IPO tahun ini, begini pendapat analis

Saham-saham gemilang pasca Jokowi dilantik
PT Mahaka Media Tbk atau yang di bursa memiliki kode emiten ABBA hari ini berdasarkan data RTI berhasil menjadi top gainer saham kemarin. Begitu pula dengan beberapa saham media yang hari ini seolah kompak melantai di jajaran saham-saham gainer

Nafan menilai kompak naiknya saham-saham media dipengaruhi oleh munculnya tokoh media di dalam bursa menteri Kabinet Kerja Jilid 2 yakni Wisnuhutama. Media dianggap sebagai sektor yang strategis. Sementara ABBA sendiri menurut Nafan mengalami kenaikan dipengaruhi oleh Tohir effect yang diketahui Erick Tohir juga masuk dalam bursa menteri Jokowi.

“Media itu merupakan anaknya politik yang bisa memberikan pengaruh secara signifikan dan opini terhadap publik domestik maupun internasional. Kalau media dikuasai oleh pihak-pihak yang memiliki integritas yang kuat itu tidak akan membuat media dijadikan alat propaganda, tapi digunakan dalam rangka meningkatkan citra positif, perspektif di kancah internasional,” Jelas Nafan terkait naiknya saham-saham media pada hari kemarin.

Nafan menilai naik-nya saham-saham yang terpengaruh oleh sentimen tokoh tertentu pada hari ini tidak akan bertahan lama. Investor harus mencermati kinerja laporan keuangan emiten di samping melihat sentimen yang sedang mempengaruhi emiten tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×