kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Saham Pilihan dari Indeks LQ45 Untuk Semester II-2025


Minggu, 08 Juni 2025 / 17:49 WIB
Saham Pilihan dari Indeks LQ45 Untuk Semester II-2025
ILUSTRASI. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/10/2024. Indeks unggulan di BEI (LQ45) masih tertekan. Sepanjang tahun berjalan ini hingga akhir perdagangan Kamis (5/6), indeks LQ45 sudah turun 3,02%. ?


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni LQ45 masih tertekan. Sepanjang tahun berjalan ini hingga akhir perdagangan Kamis (5/6), indeks LQ45 sudah turun 3,02%. 

Pergerakan indeks LQ45 ini masih di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih menguat 0,47% sepanjang tahun berjalan ini. Pada akhir perdagangan Kamis (5/6), IHSG parkir di level 7.113.42. 

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mencermati walaupun secara year to date indeks LQ45 masih negatif, tetapi saat ini pergerakannya sudah masuk dalam kategori uptrend

“Karena memang terdapat saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market cap yang rata-rata menunjukkan pergerakan uptrend secara optimal,” katanya kepada Kontan akhir pekan lalu. 

Dengan demikian, Nafan memproyeksikan masih ada potensi indeks LQ45 menguat pada paruh kedua 2025. Ini seiring dengan gelontoran stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah. 

Baca Juga: Ekonomi Melemah, Harga Saham Ritel Ikut Merosot

Stimulus itu adalah diskon transportasi, diskon tarif tol, diskon tarif listrik, penebalan bantuan sosial dan pemberian bantuan pangan, bantuan subsidi upah (BSU), dan perpanjangan diskon Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

Alasannya, demi menjaga pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2025 di kisaran 5%. Program stimulus ekonomi tersebut sudah diterapkan mulai tanggal 5 Juni 2025.

“Stimulus ini akan mendorong tingkat konsumsi masyarakat sehingga akan berdampak positif bagi sejumlah sektor, salah satunya sektor konsumer,” ucap Nafan. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menambahkan pergerakan pada konstituen indeks LQ45 juga akan dipengaruhi oleh sentimen global. 

“Mulai dari penurunan suku bunga The Fed hingga potensi kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dengan China,” jelasnya. 

*Potensi Pembagian Dividen* 

Tak hanya itu, masih ada emiten penghuni indeks LQ45 yang belum menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Di mana salah satu mata agedanya adalah pembagian dividen. 

Ada sejumlah saham yang terkenal loyal dalam pembagian dividen, seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). 

Dari beberapa emiten yang belum melakukan RUPST, Nico bilang sektor tambang menjadi salah satu yang paling sering dilirik karena biasanya memberikan dividen yield yang tinggi. 

“Kalau tidak suka dividend yield, mungkin menunggangi volatilitas pasar bisa menjadi salah satu pilihan yang dapat diperhatikan sehingga bisa mendapatkan capital gain,” kata dia. 

Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan jika dilihat dari potensi dividend yield, maka PTBA yang paling menarik. Ini berkaca dari kinerja dan historis dividend payout ratio. 

Dalam hitungan Sukarno, dengan asumsi dividend payout ratio PTBA sebesar 50% maka potensi dividend yield PTBA untuk laba tahun buku 2024 berada di kisaran 7,7%. 

Selain itu ada saham-saham dari indeks LQ45 yang bisa masuk dalam daftar pantauan untuk semester II-2025 ialah BBNI, BBTN, CTRA, INKP, ITMG, JMSR. Sukarno bilang keenam saham itu tergolong undervalued. 

Sementara saham pilihan, Nico jatuh pada ACES dengan target harga di Rp 670, ADRO di Rp 2.600, AKRA di Rp 1.580, ARTO di Rp 2.800, ASII di Rp 5.500, BBCA di Rp 11.170, BBRI di Rp 4.730 dan BBNI Rp 4.300. 

Selain itu, lanjut Nico, investor dapat mencermati saham BMRI dengan target harga di Rp 6.300, BRIS di Rp 3.500, EXCL di Rp 2.750, INDF di Rp 9.300, ICBP di Rp 13.960, ITMG dengan target di Rp 26.300 dan JPFA di 2.300. 

Baca Juga: Harga Saham Sido Muncul (SIDO) Tengah Tertekan, Masih Layak Koleksi?

Selanjutnya: Kementerian Lingkungan Hidup Segel Tambang Nikel PT ASP di Raja Ampat

Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart Periode 1-15 Juni 2025, Es Krim Oreo Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×