Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Tendi Mahadi
Dalam proses pembentukan kabinet baru, Alfatif menegaskan masih terdapat beberapa PR dari kabinet sebelumnya yang harus diperbaiki di kabinet ini.
“Masalah lemahnya produksi atau nilai tambah industri kita. Masalah kepastian hukum dan aturan yang dulu sering berganti, itu sebagian dari PR yang harus diselesaikan,” tutur Alfatih.
Nafan menambahkan, selain PR yang disebutkan Alfatih di atas, kabinet sebelumnya juga masih memiliki PR terhadap rendahnya FTA, CAD dan ketergantungan impor. Nafan menilai, penting bagi pemerintah untuk memangkas kebijakan birokrasi dan regulasi guna meningkatkan FTA.
Baca Juga: Persaingan ketat, volume penjualan rokok HM Sampoerna (HMSP) menyusut
Kemudian CAD yang kerap kali jadi pelemah kinerja indeks menurut Nafan perlu dikurangi dengan cara meningkatkan ekspor, pengembangan industri 4.0, kemampuan mendatangkan investor ke Tanah Air. PR yang tidak kalah penting ialah terkait ketergantungan impor yang menurut Nafan pada kabinet sebelumnya belum dimaksimalkan.
Tentunya, pemerintah harus siap berbenah dan berkaca pada kesalahan yang dibuat kabinet sebelumnya. Nafan menilai terdapat 3 hal yang harus dibenahi guna memaksimalkan kinerja Kabinet Kerja jilid 2 diantaranya adalah stabilitas moneter dan peningkatan pengembangan SDM
“Mendukung stabilitas rupiah karena merupakan hal yang menjadikan indikator penting karena kalau nilai tukar turun itu berbahaya dan menimbulkan gangguan stabilitas monter.
"Kemudian, peningkatan SDM melalui pembangunan infrastruktur dan pembangunan konektivitas fisik maupun SDM seperti akses pendidikan, pembangunan sekolah dan education, bahkan juga konektivitas internet optik pengembangan e-education, edukasi berbasis digital. Konektivitas ini juga perlu dikembangkan di pariwisata dalam rangka meningkatkan devisa.” tandas Nafan.
Baca Juga: Moody’s memberikan prospek stabil, ini rekomendasi analis untuk saham perbankan
Sektor prospektif di periode kedua jabatan Jokowi
Dalam pidato resmi kepresidenan pertamanya pasca dilantik untuk masa jabatan kedua, terdapat sejumlah kata kunci yang diucap berulangkali oleh Jokowi. Di antaranya pembangunan, ekonomi, dan lapangan kerja. Kata kunci ini seolah menjadi sinyal bagi fokus kerja Kabinet Kerja jilid 2 untuk 5 tahun ke depan.