kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.019   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.259   -65,32   -0,89%
  • KOMPAS100 1.096   -11,89   -1,07%
  • LQ45 860   -5,23   -0,60%
  • ISSI 222   -3,23   -1,44%
  • IDX30 441   -2,62   -0,59%
  • IDXHIDIV20 530   -3,14   -0,59%
  • IDX80 125   -1,41   -1,11%
  • IDXV30 130   -0,97   -0,74%
  • IDXQ30 146   -0,87   -0,59%

Ekonomi global loyo, dana kelolaan reksadana saham denominasi dollar AS menyusut


Senin, 21 Oktober 2019 / 21:19 WIB
Ekonomi global loyo, dana kelolaan reksadana saham denominasi dollar AS menyusut
ILUSTRASI. Perlambatan ekonomi global membuat dana kelolaan serta unit penyertaan di reksadana saham denominasi dollar AS turun.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi global membuat dana kelolaan serta unit penyertaan di reksadana saham denominasi dollar AS turun.

Berdasarkan data Infovesta Utama, asset under management (AUM) atawa dana kelolaan reksadana saham denominasi dollar AS menyusut US$41,47 juta atau turun 5,50% secara bulan menjadi US$ 712 juta di September 2019. Di periode yang sama, unit penyertaan (UP) juga turun 6,53% secara bulanan.

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, perlambatan ekonomi global jadi faktor utama yang membuat AUM dan UP reksadana jenis ini turun.

Baca Juga: Selamat, Indonesia menempati peringkat pertama pasar keuangan syariah global

Sekedar informasi, World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan melambat hingga akhir tahun 2019 dengan potensi pemulihan secara agregat di 2020.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) juga diproyeksikan menurun di tahun ini. Begitu pun, pada negara-negara developing east Asia Pasifik serta China.

"Kekhawatiran pada prospek ekonomi global yang tumbuh melambat bahkan potensi resesi menyebabkan investor cenderung amankan investasi dengan merealisasikan keuntungan dulu. Jadi tak heran bila UP menurun," kata Edbert, Senin (21/10). Padahal, kinerja indeks Dow Jones Islamic Market US yang menjadi indeks acuan reksadana saham syariah efek global masih tumbuh 0,26% secara bulanan.

Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo menambahkan perubahan ekonomi global sangat berpengaruh bagi reksadana saham syariah global. Apalagi, bila aset ditempatkan pada saham di negara yang mengalami perang dagang langsung seperti China serta India yang terkena imbas perang dagang AS dan China.

Baca Juga: Millenial wajib tahu! Begini cara jual dan beli reksadana lewat aplikasi Bareksa

"Sementara, pasar AS masih positif karena kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memotong pajak dan share buy back oleh perusahaan," kata Soni.  



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×