kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Segini Harga Wajar Saham BSI (BRIS) Menurut Analis


Minggu, 08 Juni 2025 / 15:01 WIB
Segini Harga Wajar Saham BSI (BRIS) Menurut Analis
ILUSTRASI. Para analis memberikan harga wajar saham BSI (BRIS) sesuai dengan valuasi PBV perusahaan


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk atawa BSI (BRIS) dikabarkan bakal dikuasai Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Untuk itu, analis menghitung harga wajar dari saham BSI tersebut

Sebelumnya, menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sempat membeberkan kabar spin off bank syariah terbesar ini dari Bank Mandiri (BMRI) yang telah sampai pada tahap kajian. Nantinya, BSI dikabarkan berada di bawah BPI Danantara dan setara dengan bank-bank BUMN lain.

Sebagai informasi, BMRI merupakan pemegang saham pengendali BSI dengan kepemilikan 23,74 miliar saham atau setara 51,47%. Sementara Bank Negara Indonesia (BBNI) memegang 23,24% dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memiliki 15,38% saham di bank syariah terbesar di Indonesia itu.

Sumber KONTAN pada Kamis (5/6) menyebut, perkembangan teranyar rencana ini telah sampai pada pemanggilan jajaran direksi BRIS oleh pihak BPI Danantara. Kabarnya, BPI Danantara tengah menegosiasikan harga saham BRIS milik Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI di bawah harga pasar.

Baca Juga: Dikabarkan Bakal Lepas dari Bank Mandiri, Begini Komentar Manajemen BSI

Kontan juga sempat berupaya mengonfirmasi kabar ini ke manajemen BSI. Namun hingga berita ini terbit, Kontan belum mendapatkan jawaban.

Kabar ini tak pelak memengaruhi pergerakan saham BRIS. Pada Kamis (5/6), saham BRIS ditutup menguat 0,78% menjadi Rp 2.570 per saham.

Di hari tersebut, investor asing tercatat melakukan aksi jual sebesar Rp 56,2 miliar.

Menurut Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila, aksi jual investor asing ini dipicu oleh belum jelasnya arah kebijakan manajemen Danantara pasca akuisisi.

“Asing belum melihat transparansi manajemen Danantara dan juga optimalisasi dana untuk BRIS jadi investor juga khawatir akan ada pengaruh ke prospek BRIS dan kinerja keuangannya,” ujar Indy kepada Kontan, Jumat (6/9).

Baca Juga: Transaksi Remitansi BSI Tembus 700.000 per Mei 2025

Rencana akuisisi ini pun dinilai Indy cenderung menjadi sentimen negatif jangka pendek, terutama bila saham BRIS dibeli di bawah harga pasar. Sebab, ada potensi nilai pasar BRIS bisa menurun.

Meski demikian, dalam jangka panjang, menurut Indy sentimen pasar bisa berbalik positif apalagi BRIS berpotensi leluasa mengembangkan bisnisnya ke depan.

Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya justru menilai, aksi jual saham BRIS dipicu oleh aksi profit taking oleh investor lantaran harganya yang sedang naik tinggi. Ini juga menurut Andrey tak terlepas dari penilaian investor terhadap kinerja kuartal l 2025 BRIS yang solid.

“Mungkin akan ada sentimen negatif kalau harga belinya (oleh Danantara) di bawah harga pasar. Tapi, setelah itu, market akan balik lagi melihat ke fundamental bisnisnya,” terang Andrey.

Alasannya menurut Andrey, BRIS akan lebih bebas berekspansi jika berada langsung di bawah Danantara. Namun Andrey menekankan, Danantara perlu berhati-hati menetapkan nilai akuisisi yang tepat dengan mempertimbangkan sentimen pasar.

Pendapat serupa juga dikatakan Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas. Ia menyebut bahwa aksi jual asing saat ini bisa dipahami karena valuasi BRIS yang menurutnya sudah menyentuh PBV empat digit, namun tetap meyakini prospek jangka panjang BRIS cukup solid.

 

“Wajar saja kalau terjadi proses negosiasi harga oleh stakeholders. Kalau nanti harga sudah menarik, biasanya harga saham BRIS juga akan terapresiasi,” ujarnya. 

Ia juga menekankan bahwa BRIS merupakan satu-satunya bank syariah nasional dengan kapitalisasi pasar besar dan memiliki peran strategis dalam mendukung ekosistem syariah, termasuk dinamika haji dan bullion bank.

“Jadi meskipun valuasinya tinggi, investor tetap melihat prospek jangka panjang BRIS. Kalau Danantara benar-benar masuk, saya kira itu justru bisa memperkuat kemampuan BRIS dalam membangun ekosistem perbankan syariah di Tanah Air,” pungkas Nafan.

Andrey memproyeksi, harga wajar BRIS berada di level Rp3.500 per saham berdasarkan pendekatan valuasi PBV sekitar 2,6 kali dari proyeksi nilai buku tahun 2025. 

Sementara, pendekatan valuasi PBV Indy berada di kisaran 2,5 kali. “Jika PBV di 1,5x (patokan bank BUMN lain), harga wajar BRIS di kisaran Rp 1.500-Rp 1.550,” tutupnya.

Selanjutnya: Anda Penderita Diabetes? Cek 8 Bahan Alami yang Efektif Bantu Turunkan Gula Darah

Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart Periode 1-15 Juni 2025, Es Krim Oreo Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×