Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham grup MNC mengalami kenaikan dari periode awal tahun 2022 hingga Selasa (22/2). Pertama ada saham MNC Kapital Indonesia (BCAP) yang secara year to date (ytd) sudah melesat hingga 393,55% ke harga Rp 306 per saham. Namun pada perdagangan Selasa (22/2) saham BCAP ditutup stagnan.
Disusul saham Indonesia Transport & Infrastructure (IATA) yang juga ditutup stagnan pada Selasa (22/2), tapi mengalami kenaikan hingga 207,69% secara ytd. Ketiga ada saham PT MNC Studios International (MSIN) sudah melejit 141,94% secara ytd, sementara itu saham ini melemah 4% ke harga Rp 6.000 pada Selasa (22/2).
Selanjutnya, ada saham PT MNC Land (KPIG) yang melesat 36,17% secara ytd. Tapi, KPIG melemah 4,48% ke harga Rp 128 per saham pada Selasa (22/2). Kemudian ada saham PT Bank MNC Internasional (BABP) yang secara year to date meningkat 23,66%, adapun pada perdagangan Selasa (22/2) saham ini anjlok 4,96% ke harga Rp 230 per saham.
Baca Juga: Ada Tudingan Menimbun Minyak Goreng, Ini Rekomendasi Saham Salim Ivomas (SIMP)
Saham PT MNC Investama (BHIT) juga mengalami kenaikan 14,29% secara ytd. Namun, saham BHIT ditutup melemah 3,03% ke harga Rp 64% pada Selasa (22/2).
Sementara itu, saham PT Global Mediacom (BMTR) tidak mengalami perubahan harga secara ytd, saham BMTR tekoreksi 0,76% ke harga Rp 260 per saham.
Saham PT Media Nusantara Citra (MNCN) juga mengalami pelemahan 0,56% secara ytd. Adapun MNCN mengalami penurunan harga 2,72% ke harga Rp 895 per saham pada Selasa (22/2). PT MNC SKY Vision (MSKY) terkoreksi 3,33% secara ytd. Pada Selasa (22/2) saham MSKY mengalami kenaikan 23,40% ke harga Rp 580 per saham.
Terakhir ada saham PT MNC Vision Networks (IPTV) yang secara ytd terkoreksi hingga 10,71%. Pada perdagangan Selasa (22/2) saham IPTV ditutup melemah 6,83% ke harga Rp 150 per saham.
Baca Juga: Saham Berkapitalisasi Besar Mendorong IHSG
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, penurunan harga saham grup MNC pada hari ini lebih karena aksi profit taking oleh investor karena selama ini saham-saham grup MNC sudah mengalami kenaikan yang signifikan. “Hal ini dikarenakan adanya penggabungan usaha antar bisnis MNC untuk memperkuat bisnis digitalnya,” ungkapnya, Selasa (22/2).
Untuk prospek ke depannya, ia memandang saham-saham grup MNCN masih akan ada aksi ambil untung dari investor mengingat beberapa saham juga sedang di suspend, yang memungkinkan adanya penurunan jangka pendek.
Dari segi fundamental, Azis mencermati saham MNCN masih memiliki fundamental yang cukup bagus. Dimana, MNCN masih mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba hingga kuartal III-2021.
Adapun secara valuasi, beberapa saham MNC Grup sudah terbilang mahal seperti IATA dan BABP. Sedangkan ada juga beberapa yang murah seperti MNCN.
“Kami lebih menyarankan untuk melakukan wait and see pada saham yang sudah naik sangat tinggi dan saham saham yang sudah mengalami penurunan,” katanya.
Atau jika ingin buy bisa di perhatikan saham saham MNC grup yang masih murah seperti MNCN. Secara konsensus target price untuk MNCN berada di Rp 1.280.
Baca Juga: Ada Adik Ipar Hary Tanoe di Balik MEB Bhakti Coal Resources, Kini Mau Diakuisisi IATA
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora juga menyampaikan hal senada. Ia bilang, koreksinya harga saham-saham MNC grup karena harga sudah naik tinggi sehingga para pelaku pasar melakukan aksi profit taking.
Meski mayoritas saham MNC Grup ditutup melemah pada hari ini, tapi Andhika memandang prospek saham emiten grup MNC masih menarik, khususnya di sektor media karena adanya misi dari grup MNC untuk mengkonsolidasi asset digitalnya supaya menciptakan digital entertainment terbesar di Indonesia.
“Lalu juga di sektor financial juga karena grup MNC juga sedang mengembangkan bank digital, melihat prospek perkembangan bank digital di Indonesia yang sedang berkembang pesat membuat bisnis bank digital semakin menarik,” papar Andhika.
Andhika juga menjagokan saham MNCN karena dari segi fundamental terbilang menarik. Pada kuartal III-2021, MNCN membukukan kinerja positif yang mana membukukan pertumbuhan laba bersih 24% YoY sebesar Rp 545,8 miliar dibandingkan Rp 441,4 miliar pada Q3-2020. Sehingga untuk full of year pada tahun 2021 bisa membukukan kinerja baik daripada full of year tahun 2020 dan berpeluang untuk membagikan dividen menarik untuk para investor.
Baca Juga: Indah Kiat (INKP) Rilis Obligasi Rp 1,99 Triliun, Imbal Hasil Seri B Paling Atraktif
Selain menarik dari segi fundamental, saham MNCN juga terbilang masih murah secara valuasi karena masih diperdagangkan di PER 6 kali dan PBVR 0.83 kali.
Tak hanya MNCN, saham grup MNC yang juga menarik secara valuasi ada saham BHIT yang terbilang masih murah secara valuasi karena masih diperdagangkan di per 10.20 kali dan PBVR 0.27 kali.
Andhika memberikan rekomendasi buy MNCN di Rp 890- Rp 910, dengan target penguatan jangka panjang di Rp 1.050. Adapun BHIT rekomendasinya buy di Rp 60- Rp 64, dengan target penguatan untuk jangka panjang di 85.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News