Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan rebalancing atau kocok ulang konstituen indeks LQ45 yang berlaku pada 1 Agustus hingga 31 Oktober 2025 mendatang.
Adapun rebalancing dilakukan BEI seiring lesunya pergerakan indeks LQ45 sepanjang tahun berjalan.
Per tanggal 1 Agustus 2025, indeks ini telah terkoreksi 2,85% secara year-to-date (ytd).
Menurut analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, meskipun kinerja indeks LQ45 masih negatif, beberapa sahamnya justru menunjukkan performa baik.
“Seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT United Tractors Tbk (UNTR), yang menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun berjalan,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (1/8/2025).
Menurut Wafi, penguatan saham-saham tersebut didorong oleh fundamental emiten yang kuat. Selain itu, sektor saham-saham tersebut tergolong resilien sehingga lebih tahan terhadap tekanan ekonomi.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,71% ke 7.537 pada Jumat (1/8/2025), SCMA, INKP, MBMA Top Gainers LQ45
Menurutnya, terdapat katalis spesifik dari masing-masing saham, seperti restrukturisasi bisnis dan sentimen kendaraan listrik (EV).
“Minat beli dari investor institusi turut menjadi pendorong kenaikan harga saham,” lanjut Wafi.
Oleh karena itu, ia bilang investor bisa mempertimbangkan beli saham-saham tersebut. Sebaliknya, melihat dari kinerjanya, ada beberapa saham dari indeks yang bisa dikurangi, seperti PT Timah Tbk (TINS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Ke depan, Wafi melihat pergerakan saham-saham di indeks LQ45 akan dipengaruhi oleh i arah kebijakan pemerintah, kondisi makroekonomi, hingga rotasi sektoral yang dilakukan oleh pelaku pasar.
“Rilis laporan keuangan emiten untuk kuartal II-2025 juga menjadi salah satu katalis penting,” tambahnya.
Baca Juga: Peluang Cuan dari Rebalancing Indeks LQ45
Pelaku pasar juga disarankan untuk lebih berhati-hati terhadap saham-saham yang memiliki risiko pendapatan tinggi (high earning risk) serta valuasi yang terbilang tinggi.
Wafi menambahkan, saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang baru resmi masuk indeks juga masih bisa dipertimbangkan.
“Prospek keduanya masih positif seiring potensi membaiknya kondisi makro dan meningkatnya minat investor,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News