kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Sejumlah Konglomerasi Ekspansi ke Sektor EBT, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik


Rabu, 20 Maret 2024 / 05:50 WIB
Sejumlah Konglomerasi Ekspansi ke Sektor EBT, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
ILUSTRASI. Tenaga pemasaran memeragakan?pengisian daya truk tambang listrik Yutong YTK90EPT saat perkenalan di Jakarta, Minggu (17/9).


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten holding melakukan ekspansi bisnis ke energi hijau atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Langkah ini dilakukan secara langsung melalui anak usaha maupun entitas bisnis terafiliasi.

Grup Bakrie & Brothers mulai mengoptimalkan ekspansi ke energi hijau. Salah satunya lewat PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR). Bekerjasama dengan Grup Indomobil, VKTR tengah mengembangkan kendaraan komersial listrik.

Berikutnya ada Grup Barito lewat Chandra Asri yang mulai mengarahkan usaha ke lini energi baru terbarukan. Belum lagi lewat anak usaha PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Grup Astra juga mulai mengarah ke sana lewat PT United Tractors Tbk (UNTR). 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai segmen bisnis energi terbarukan masih cukup positif di tahun ini, hal ini masih didukung oleh kebijakan pemerintah khususnya untuk EV lewat insentif PPN masih terus dijalankan.

Baca Juga: Penjualan Mobil Melempem, Begini Rekomendasi Saham Emiten Otomotif

"Hal tersebut merupakan sentimen yang cukup positif bagi emiten yang fokus menggarap sektor ini termasuk salah satu anak usaha grup Bakrie yakni VKTR, meski begitu kami nilai masih perlu waktu buat memaksimalkan peluang di sektor ini," kata Khaer kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3).

VKTR membagi sumber revenue dalam dua segmen yakni trading dan manufaktur, segmen manufaktur masih sangat mendominasi sumber pendapatan VKTR yaitu sekitar 95% pendapatan VKTR di sumbang oleh sektor ini pada periode buku tahun 2023.

Adapun kebijakan insentif PPN yang diperpanjang pemerintah di awal tahun 2024 memberikan kepastian atas dukungan pemerintah terkait adopsi kendaraan listrik. Kebijakan tersebut menjadi sentimen positif terhadap VKTR ke depannya selaku produsen bus listrik di Indonesia.

Per Agustus 2023, tingkat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bus VKTR berkisar antara 20%-40% dan ditargetkan mencapai 40% pada akhir 2024 ini.

Sementara Senior Investment Information Mrae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji mengatakan, ke depannya prospek EBT masih akan positif, mengingat EBT merupakan bisnis berjangka panjang.

"Emiten holding memang sudah semestinya sedari sekarang gencar menjalankan diversifikasi bisnis untuk pengembangan bisnis EBT," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3).

 

Baca Juga: Nilai Aset Bersih Saratoga (SRTG) Turun 20% pada 2023, Simak Rekomendasi Sahamnya

Nafan merekomendasikan hold pada saham VKTR dengan target harga Rp 158 per saham dan akumulasi pada saham UNTR dengan target harga Rp 27.000 per saham.

Kemudian akumulasi saham BRPT dengan target harga Rp 1.050 per saham, dan akumulasi pada saham BREN dengan target harga Rp 7.925 per saham.

Sementara Khaer merekomendasikan trading buy pada saham VKTR dengan target harga Rp 171 per saham dan cut loss di bawah harga Rp 143 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×