kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah emiten akan menggelar rights issue, siapa yang paling menarik?


Rabu, 16 Juni 2021 / 07:20 WIB
Sejumlah emiten akan menggelar rights issue, siapa yang paling menarik?


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencarian dana melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atawa rights issue kian diminati oleh emiten.

Terbaru, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang akan menggelar aksi penerbitan saham baru dengan HMETD. Aksi ini sejalan dengan rencana pembentukan holding BUMN ultra mikro lewat penyertaan saham di Pegadaian dan PNM. Selebihnya, BBRI akan memakai dana rights issue guna modal kerja mengembangkan ekosistem ultra mikro, serta bisnis mikro dan kecil.

PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) juga berencana menggelar rights issue dengan melepas sebanyak 4,90 miliar saham baru bernominal Rp 50 per lembar saham dan harga pelaksanaan Rp 50 per saham.

Selanjutnya ada PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) yang memiliki rencana untuk melakukan rights issue dengan melepas sebanyak 1,13 miliar saham baru bernominal Rp 25 per saham. Selain itu ada PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) dan PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) yang bakal menggelar aksi serupa.

Baca Juga: Pencarian dana lewat rights issue makin diminati

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai dari beberapa emiten tersebut, rights issue BBRI menjadi yang paling menarik untuk dieksekusi. Dia melanjutkan, hal tersebut karena prospek jangka panjang BBRI masih terbilang cerah.

“Tapi investor sebaiknya juga memperhatikan di harga berapa rights issue tersebut. Ini karena akan menyangkut valuasi dari saham yang akan melakukan rights issue,” kata Hendriko, Selasa (15/6).

Menurut hitungan Hendriko, jika harga pelaksanaan rights issue BBRI di kisaran Rp 3.700 dirasa masih menarik. Harga tersebut setara dengan rata-rata PBV dari BBRI dalam lima tahun terakhir.

Pada perdagangan Selasa (15/6) saham BBRI terkoreksi 2,76% ke harga Rp 4.230 per saham. Saat ini saham BBRI diperdagangkan dengan PBV di 2,72 kali.

Baca Juga: Ini alasan Himbara batalkan rencana tarik biaya cek saldo dan tarik tunai di ATM Link

Selain BBRI, Hendriko mengatakan rights issue ZBRA juga terbilang menarik. Zebra akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,71 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah ini setara 200% dari jumlah saham sebelum pelaksanaan HMETD II. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp 812 per sahamnya. Dengan demikian maka Zebra akan mendapatkan dana segar maksimal Rp 1,39 triliun.

“Karena setelah backdoor listing ini PT Dos Ni Roha (DNR) berencana ekspansi dan salah satu lini usahanya bergerak di bidang digital,” tambah Hendriko. Dengan demikian, ZBRA bisa dicermati mengingat banyak saham digital yang harga sahamnya menguat karena optimisme investor akan tech stocks dan potensinya untuk berkembang di masa depan.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga menuturkan bahwa rights issue BBRI merupakan salah satu yang menarik. “Pemerintah akan mengambil, menarik, berarti tidak ada kekhawatiran kalau rights issue ini tidak laku dan harga saham akan turun,” kata Wawan.

Baca Juga: Ekspansif, sejumlah bank bakal melakukan rights issue jumbo

Lebih lanjut, Wawan menambahkan bahwa sekarang ini perbankan memang akan terus menambah permodalannya guna mempertahankan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR). Telebih di tengah pandemi Covid-19 kredit bermasalah naik sehingga beberapa bank akan melakukan pencadangan. Nah, untuk memperkuat permodalan maka pebankan bisa melakukan rights issue.

Sehingga, Wawan melihat rights issue perbankan seharusnya tetap diminati salah satunya SDRA. SDRA akan melakukan rights issue sebanyak 2,68 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Manajemen SDRA memproyeksi rencana rights issue ini akan berdampak positif untuk kondisi keuangan perusahaan. Efek rights issue bagi Bank Woori misalnya mengurangi biaya bunga, meningkatkan likuiditas dan memperbaiki struktur permodalan sehingga memperkuat neraca keuangan SDRA. Selain itu, SDRA juga akan menggunakan hasil dana tersebut untuk mengembangkan usaha.

Mengintip data OJK, dari periode Januari hingga Mei memang paling banyak emiten yang menggelar rights issue merupakan dari emiten sektor keuangan dengan total emisi Rp 9,05 triliun.

Baca Juga: Bina Buana Raya (BBRM) akan menggelar reverse stock dan rights issue

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×