Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Kontrak berjangka indeks saham Amerika Serikat (AS) melemah pada Senin (9/6) menjelang dimulainya pembicaraan dagang antara AS dan China yang bertujuan meredakan ketegangan perdagangan yang telah mengguncang pasar sepanjang tahun ini.
Pejabat senior dari kedua negara dijadwalkan bertemu di London untuk membahas berbagai ketidaksepakatan terkait kesepakatan awal yang dicapai pada bulan lalu di Jenewa. Kesepakatan tersebut sebelumnya sempat meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Pertemuan ini berlangsung empat hari setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping berbicara lewat telepon, interaksi langsung pertama sejak pelantikan Trump pada 20 Januari. Namun, sejumlah isu utama masih belum terselesaikan dan akan dibahas lebih lanjut dalam perundingan lanjutan.
Baca Juga: Saham Perusahaan Teknologi Topang Wall Street di Tengah Perang Tarif AS-China
"Ada optimisme yang moderat bahwa putaran pembicaraan kedua pekan ini dapat mencairkan hubungan perdagangan antara Washington dan Beijing," ujar Raffi Boyadjian, analis pasar utama di perusahaan pialang XM, dalam sebuah catatan.
Indeks S&P 500 ditutup di atas level 6.000 pada Jumat lalu, untuk pertama kalinya sejak 21 Februari, didorong oleh laporan ketenagakerjaan yang melampaui ekspektasi serta kenaikan harga saham Tesla.
Optimisme terhadap prospek kesepakatan dagang antara AS dan mitra-mitra utamanya, ditambah laporan pendapatan perusahaan yang positif dan inflasi yang terkendali, mendorong penguatan saham AS sepanjang Mei. S&P 500 dan indeks teknologi Nasdaq mencatat kenaikan bulanan terbaik mereka sejak November 2023.
Meskipun begitu, S&P 500 masih berada sekitar 2% di bawah rekor tertingginya pada Februari, sementara Nasdaq masih tertinggal sekitar 3% dari puncaknya pada Desember lalu.
Baca Juga: Wall Street Melonjak, Didorong Pemangkasan Tarif AS untuk China
Citigroup menjadi pialang besar terbaru yang menaikkan target akhir tahun untuk S&P 500, mengutip optimisme terhadap ketahanan laba perusahaan dan percepatan pertumbuhan yang didorong oleh perkembangan kecerdasan buatan.
Citigroup kini memperkirakan indeks S&P 500 akan mencapai 6.300 pada akhir tahun, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 5.800.
Pekan ini, investor akan mencermati data utama seperti indeks harga konsumen (CPI) bulan Mei dan klaim pengangguran awal. Meski The Federal Reserve diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga pada pertemuan minggu depan, fokus pasar tertuju pada potensi kenaikan inflasi, terutama akibat kebijakan tarif Presiden Trump yang dapat menekan harga.
Data dari LSEG menunjukkan para pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 46 basis poin hingga akhir 2025, dengan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September mencapai 55%.
Pada pukul 07.00 ET, kontrak Dow E-mini naik 17 poin (0,04%), S&P 500 E-mini naik 3,25 poin (0,05%), sementara Nasdaq 100 E-mini turun 8,25 poin (0,04%).
Baca Juga: Investor Harap Negosiasi Dagang AS-China Redakan Ketegangan Perang Tarif
Di pasar prapasar, saham-saham megacap dan saham pertumbuhan bergerak variatif. Saham Tesla melemah 2,7% setelah laporan menyebutkan Baird menurunkan peringkat saham tersebut dari “outperform” menjadi “neutral”.
Saham Robinhood Markets turun 5,3% setelah S&P 500 memutuskan tidak memasukkan perusahaan tersebut dalam penyeimbangan ulang indeks terbarunya, bertentangan dengan ekspektasi sebagian analis.
Saham Intuitive Surgical turun 3,2% setelah Deutsche Bank menurunkan peringkat perusahaan pembuat alat medis tersebut dari “tahan” menjadi “jual”.
Baca Juga: Negosiasi Tarif AS-China di Jenewa Berlanjut Minggu (11/5) Ini, Belum Ada Terobosan
Saham EchoStar anjlok 6,4% menyusul laporan bahwa perusahaan layanan telekomunikasi tersebut tengah mempertimbangkan pengajuan perlindungan kebangkrutan Bab 11.
Sementara itu, saham Sunnova Energy merosot 31% setelah perusahaan resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News