kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Dana Investor Asing Menguap di Pasar Saham, Ini Daftar Saham yang Bisa Dilirik


Senin, 09 Juni 2025 / 14:31 WIB
Dana Investor Asing Menguap di Pasar Saham, Ini Daftar Saham yang Bisa Dilirik
ILUSTRASI. Mayoritas saham big caps masih menjadi sasaran jual investor asing. Investor asing mencatatkan net sell paling besar di saham BBCA. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/06/2025


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,63% ke posisi 7.113,42 pada akhir perdagangan Kamis (5/6). Namun dalam sepekan terakhir, IHSG masih melemah 1,19%. 

Koreksi pada indeks komposit ini salah satunya datang dari aksi jual bersih atau net sell investor asing. Sepekan terakhir ini, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 4,7 triliun di seluruh pasar. 

Mayoritas saham big caps masih menjadi sasaran jual investor asing. Investor asing mencatatkan net sell paling besar di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai Rp 1,89 triliun dalam sepekan terakhir. 

Aksi jual jumbo juga terjadi atas saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk dengan masing-masing net sell sebesar Rp 1,18 triliun, Rp 350,5 miliar dan Rp 282,2 miliar. 

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Sido Muncul (SIDO) yang Terus Melemah

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai tekanan jual di pasar saham Tanah Air ini disebabkan oleh aksi ambil untuk alias profit taking. 

Bukan tanpa alasan, IHSG sudah melambung tinggi selama Juni. Pada Juni 2025, IHSG mematahkan fenomena Sell in May and Go Away dengan menguat 6,04%. 

“Secara teknikal pergerakan IHSG relatif mixed karena di awal pekan melemah signifikan, tetapi dua hari terakhir IHSG sudah kembali rebound” jelasnya kepada Kontan, Kamis (5/6). 

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas menambahkan dari dalam negeri di tengah banyaknya libur panjang menyebut Idul Adha turut mempengaruhi perilaku investor. 

“Ini akan mempengaruhi perilaku investor dalam keputusan investasinya sehingga cenderung untuk menahan diri dan menahan diri serta menghindari risiko dengan profit takit terlebih dahulu,” kata dia. 

Nico bilang di sisi lain, pelaku pasar masih berharap dalam perundingan berikutnya antara delegasi Indonesia dan Amerika Serikat (AS), yang akan mulai melakukan negosiasi putaran kedua tarif perdagangan pekan depan. 

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan aksi jual investor asing juga dipengaruhi oleh sentimen gabungan antara domestik dan eksternal. 

Dari eksternal belum adanya kepastian mengenai kesepakatan dagang antara AS  dengan China. Valdy bilang kedua negara masih terkesan tarik ulur dalam perdagang dagang. 

Baca Juga: Di Tengah Kabar Spin Off, BRIS Jadi Laggard IHSG dengan Penurunan Harga Terdalam

“Sementara itu batas waktu dari penundaan reciprocal tariff sudah mendekati batas akhir,” kata dia.

Sementara dari dalam negeri, lanjut Valdy, pasar masih merespon negatif realisasi pertumbuhan ekonomi 

Indonesia yang berada di bawah 5% atau tepatnya di level 4,87%. 

“Pelaku pasar juga merespon perlambatan data inflasi di April 2025 yang Kembali memicu kekhawatiran adanya perlambatan konsumsi di April 2025,” ucapnya. 

Strategi Investasi

Di tengah aksi jual investor asing, Valdy menyarankan investor ritel dalam negeri sebaiknya melakukan aksi beli baik baru mengoleksi atau menambah posisi sambil memperhatikan arus keluar investor asing di saham tersebut. 

Namun kalau tujuan awalnya adalah investasi jangka panjang, lanjut dia, investor harus memperhatikan kondisi fundamental masing-masing perusahaan dan tidak perlu ikut-ikutan ketika ada aksi jual dari investor asing. 

Baca Juga: Sektor Otomotif Masih Belum Bisa Ngebut, Simak Rekomendasi Sahamnya

“Akan terjadi jika tujuan awalnya adalah trading, pertimbangkan kondisi apakah saham yang dibidik overbought area atau justru dengan pelemahan harga sudah kembali memasuki area oversold yang merupakan peluang untuk re-entry,” kata Valdy. 

Secara fundamental saham pilihan Valdy dari saham-saham yang dilego investor asing ada BBCA dengan target harga di Rp 11.400, BMRI di Rp 6.325 dan SMRA di Rp 680. Sementara untuk trading di ADRO dengan target pertama di Rp 2.500 dan target selanjutnya di Rp 2.600. 


 

Selanjutnya: Catat Persyaratan KUR Bank DKI Bulan Juni 2025, Menko PMK Targetkan 300 T

Menarik Dibaca: Cuma 3 Hari, Promo Hokben KA99ET dengan Bank Saqu Rp 9.900 Saja!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×