Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencarian dana melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue diprediksi masih bakal ramai pada tahun ini. Pencarian dana di pasar modal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi dan program vaksinasi Covid-19.
Jika melihat data OJK, dari periode Januari hingga minggu ketiga Mei 2021 sudah ada tujuh emiten yang melakukan rights issue dengan total emisi Rp 12,74 triliun. Nilai emisi ini memang turun dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 20,26 triliun.
Meski demikian, jumlah emiten yang menggelar hajatan rights issue tersebut naik dari realisasi Januari-Mei 2019. Pada periode Januari-Mei 2019 terdapat empat emiten yang melakukan rights issue dengan total emisi Rp 7,49 triliun.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memandang gelaran rights issue masih menjadi salah satu pilihan bagi emiten dalam mencari dana guna melakukan penambahan modal pada tahun ini. “Kalau di tahun ini meningkat berarti memang ada prospek dari ekonomi, seperti bidang perbankan digital. Kemudian beberapa emiten lain juga yang melihat bahwa arahnya memang di 2021 tertutama di kuartal ketiga dan keempat akan ada perbaikan ekonomi,” ujar Wawan, Selasa (15/6).
Baca Juga: Ekspansif, sejumlah bank bakal melakukan rights issue jumbo
Untuk memulai agenda ekspansi, emiten bisa mencari dana melalui rights issue. Tak hanya untuk ekspansi, dana hasil rights issue juga biasanya digunakan untuk membayar utang jatuh tempo. Hanya saja, Wawan bilang masyarakat cenderung lebih menyukai rencana penggunaan dana rights issue untuk ekspansi.
Menurut Wawan, menarik atau tidaknya rights issue untuk dieksekusi juga adanya pembeli siaga atau standby buyer. Pembeli merupakan pihak yang nantinya akan membeli baik sebagian maupun seluruh sisa saham dan/atau efek bersifat ekuitas lainnya yang tidak diambil oleh pemegang HMETD.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, penggalangan dana di pasar modal pada tahun ini ada pontensi untuk membaik seiring dengan perbaikan ekonomi. “Hal ini didorong oleh perbaikan ekonomi dan appetite investor untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko,” kata Hendriko.
Baca Juga: Bina Buana Raya (BBRM) akan menggelar reverse stock dan rights issue
Sekadar informasi saja, beberapa perusahaan yang berminat untuk melakukan rights issue baru-baru ini salah satunya ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). BBRI akan menggelar aksi penerbitan saham baru dengan HMETD dan bertujuan untuk pembentukan holding BUMN ultra mikro lewat penyertaan saham di Pegadaian dan PNM. Selebihnya, BBRI akan memakai dana rights issue guna modal kerja mengembangkan ekosistem ultra mikro, serta bisnis mikro dan kecil.
PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) juga berencana menggelar rights issue dengan melepas sebanyak 4,9 miliar saham baru bernominal Rp 50 per lembar saham dan harga pelaksanaan Rp 50 per saham.
PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) pun memiliki rencana untuk melakukan rights issue dengan melepas sebanyak 1,13 miliar saham baru bernominal Rp 25 per saham. Selain itu ada PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) dan PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) yang bakal menggelar aksi serupa.
Baca Juga: Tridomain Performance Materials (TDPM) menyiapkan tiga skenario restrukturisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News