Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menguat 0,21% ke level 6.319,443 pada Kamis (26/12). Investor asing mencatatkan beli bersih atawa net buy sebanyak Rp 643,90 miliar. Apabila dihitung dalam sebulan terakhir, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 6,91 triliun di seluruh pasar.
Beberapa saham yang dibeli oleh investor asing dalam sebulan terakhir seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 2,75 triliun, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sebesar Rp 2,47 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebanyak Rp 1,5 triliun, dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) mencapai Rp 1,26 triliun.
Selain itu investor asing juga mengincar saham meliputi PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN), serta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Baca Juga: Ingin jadi trader saham? Perhatikan lima hal ini dulu
Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menilai aksi beli bersih ini masih didukung adanya window dressing di akhir tahun. Saham dari sektor perbankan menjadi salah satu yang paling diburu oleh investor asing, meliputi BBRI, BMRI, BBCA, dan BTPS.
Cathy menjelaskan investor banyak mengakumulasi saham sektor perbankan lantaran diyakini bakal menutup buku dengan performa yang baik sehingga dapat mendorong harga. Dalam lima tahun terakhir, sambungnya, harga saham-saham perbankan memang meningkat pada akhir tahun serta menjelang tutup buku.
Ke depannya, dia menilai saham sektor perbankan masih cukup baik seiring dengan upaya perbankan dalam memulai fokus digitalisasi. Selain itu sektor perbankan juga terus untuk mengucurkan pendanaan segmen usaha kecil menengah walau masih dibayangi oleh aturan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 yang dapat berpengaruh terhadap rasio kecukupan modal dan laba.
Baca Juga: Menelisik arah investasi tahun depan menurut para ekonom
Dia merekomendasikan investor untuk hold saham BBRI dengan target harga Rp 4.400 per saham. Dalam penutupan perdagangan Kamis (26/12), saham BBRI ditutup melemah 0,90% ke level Rp 4.410 per saham. Cathy menyarankan investor untuk membeli saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan target harga Rp 9.800 per saham.
Tak hanya sektor perbankan, sejumlah saham properti juga menjadi buruan investor asing misalnya saja KPIG, CTRA, dan URBN. Meski begitu, Cathy mengatakan sektor properti pada September 2019 masih mencatatkan perlambatan dengan rata-rata marketing sales yang melemah 14,48% dari tahun lalu, atau 55,47% dari target MNC Sekuritas pada 2019. “Kami menilai pelemahan sektor properti saat ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti adanya pemilihan presiden pada semester I 2019,” kata Cathy, Kamis (26/12).
Selanjutnya kondisi ekonomi global juga menjadi faktor pelemahan sektor properti, hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan penyaluran KPR dan KPA pada kuartal ketiga 2019 hanya bertumbuh 8,13% secara tahunan.
Baca Juga: IHSG menguat ke 6.319 pada akhir perdagangan Kamis (26/12)
Menurut Cathy, pertumbuhan properti semester pertama tahun depan akan menjadi parameter dari pertumbuhan pada 2020. Pertumbuhan sektor ini akan dipengaruhi oleh adanya implementasi dari PSAK 72 tentang pengakuan pendapatan, yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap developer high-rise di tengah relaksasi LTV oleh BI sebesar 5%.
Untuk investor yang ingin mengakumulasi saham sektor properti, Cathy merekomendasikan investor untuk buy saham CTRA dengan target harga Rp 1.275 per saham dan beli saham BSDE dengan target harga Rp 1.410 per saham.
Baca Juga: Soetikno Soedarjo didakwa suap Emirsyah Satar dalam bentuk rupiah dan mata uang asing
Sementara itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai salah satu faktor masuknya investor asing lantaran pasar merespons positif kesepakatan dagang antara AS dan China.
Selain sektor perbankan, salah satu saham dari sektor industri barang konsumsi yakni INDF juga banyak diburu investor asing. Menurut Hans, sektor industri barang konsumsi ini masih menarik untuk diakumulasi ke depannya. Sedangkan untuk saham PGAS, secara fundamental kinerja PGAS masih cukup baik, hanya saja beberapa bulan lalu saham PGAS tertekan lantaran harga gas industri batal naik. Pada penutupan perdagangan Kamis (26/12) saham PGAS ditutup menguat 0,92% ke level Rp 2.190.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News