kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham-saham ini diburu asing, berikut prospek selanjutnya


Kamis, 26 Desember 2019 / 19:18 WIB
Saham-saham ini diburu asing, berikut prospek selanjutnya
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (13/12/2019). Dalam sebulan terakhir, investor asing mencatat beli bersih sebesar Rp 6,91 triliun di seluruh pasar.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Tak hanya sektor perbankan, sejumlah saham properti juga menjadi buruan investor asing misalnya saja KPIG, CTRA, dan URBN. Meski begitu, Cathy mengatakan sektor properti pada September 2019 masih mencatatkan perlambatan dengan rata-rata marketing sales yang melemah 14,48% dari tahun lalu, atau 55,47% dari target MNC Sekuritas pada 2019. “Kami menilai pelemahan sektor properti saat ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti adanya pemilihan presiden pada semester I 2019,” kata Cathy, Kamis (26/12).

Selanjutnya kondisi ekonomi global juga menjadi faktor pelemahan sektor properti, hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan penyaluran KPR dan KPA pada kuartal ketiga 2019 hanya bertumbuh 8,13% secara tahunan.

Baca Juga: IHSG menguat ke 6.319 pada akhir perdagangan Kamis (26/12)

Menurut Cathy, pertumbuhan properti semester pertama tahun depan akan menjadi parameter dari pertumbuhan pada 2020. Pertumbuhan sektor ini akan dipengaruhi oleh adanya implementasi dari PSAK 72 tentang pengakuan pendapatan, yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap developer high-rise di tengah relaksasi LTV oleh BI sebesar 5%.

Untuk investor yang ingin mengakumulasi saham sektor properti, Cathy merekomendasikan investor untuk buy saham CTRA dengan target harga Rp 1.275 per saham dan beli saham BSDE dengan target harga Rp 1.410 per saham.

Baca Juga: Soetikno Soedarjo didakwa suap Emirsyah Satar dalam bentuk rupiah dan mata uang asing

Sementara itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai salah satu faktor masuknya investor asing lantaran pasar merespons positif kesepakatan dagang antara AS dan China.

Selain sektor perbankan, salah satu saham dari sektor industri barang konsumsi yakni INDF juga banyak diburu investor asing. Menurut Hans, sektor industri barang konsumsi ini masih menarik untuk diakumulasi ke depannya. Sedangkan untuk saham PGAS, secara fundamental kinerja PGAS masih cukup baik, hanya saja beberapa bulan lalu saham PGAS tertekan lantaran harga gas industri batal naik. Pada penutupan perdagangan Kamis (26/12) saham PGAS ditutup menguat 0,92% ke level Rp 2.190.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×