kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Saham Incaran Investor Global Setelah AS dan China Sepakat Pangkas Tarif


Selasa, 13 Mei 2025 / 17:48 WIB
Saham Incaran Investor Global Setelah AS dan China Sepakat Pangkas Tarif
ILUSTRASI. Para pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York (NYSE) di Kota New York, Amerika Serikat, 12 Mei 2025. Bursa Asia kembali sumringah usai China dan Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor dan tunda tarif.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bursa Asia kembali sumringah usai China dan Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor dan melakukan penundaan pengenaan tarif tersebut. 

Tarif AS atas impor barang-barang China akan turun dari 145% menjadi 30%. Kemudian tarif China untuk barang-barang AS dipangkas dari 125% menjadi 10%. 

Keduanya juga menyetujui memberlakukan tarif impor sebesar 10% selama 90 hari ke depan. China juga membatalkan tindakan lain, seperti ekspor mineral penting ke AS sebagai balasan perang tarif AS. 

Mayoritas bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan Selasa (13/5), indeks asal China, yakni Shanghai Composite Index menguat 0,17% dibanding penutupan sebelumnya. 

Baca Juga: AS dan China Sepakat Pangkas Tarif 115% Selama 90 Hari

Indeks asal Jepang, Nikkei 225 juga menguat 1,43%. Penguatan juga terjadi pada indeks Korea Selatan, KOSPI sebesar 0,04%. Namun indeks asal Kong Kong, yakni Hang Seng justru ditutup melemah 1,87%. 

Kenaikan tajam juga terjadi di tiga indeks utama Wall Street pada Senin (12/5). Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 2,81% dan menjadi yang tertinggi sejak awal Maret. 

S&P 500 melonjak 3,26%, tertinggi sejak 3 Maret 2025. Lalu, Nasdaq Composite meningkat 4,35%, ini merupakan penutupan tertinggi sejak 28 Februari 2025. 

Nasdaq sudah pulih lebih dari 22% dari level terendah saat penurunan pasar April lalu, Meski begitu, Nasdaq masih sekitar 8% di bawah rekor tertingginya pada 16 Desember 2024. 

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata bilang investor merespons positif gencatan tarif selama 90 hari yang diumumkan usai pertemuan tingkat tinggi AS-China di Geneva, Swiss. 

Baca Juga: AS-China Sepakat Turunkan Tarif Dagang, Harga Minyak Melonjak Lebih 3%

Dia mengatakan penguatan pasar global mencerminkan kelegaan investor terhadap risiko perang dagang. Ini akan menurunkan eskalasi tensi dagang ke level yang lebih masuk akal.

"Sehingga dampak negatif dari trade war kemungkinan akan menjadi lebih terkendali dan terukur, sejatinya kepercayaan pasar terhadap Trump dan stabilitas kebijakan ekonomi masih rapuh," jelasnya, Selasa (13/5). 

Liza mencermati, saham teknologi memimpin penguatan. Ini didukung sentimen positif atas Apple yang dilaporkan mempertimbangkan kenaikan harga iPhone tanpa menyalahkan tarif.

"Saham energi seperti Chevron dan Exxon Mobil juga terangkat, seiring harga minyak Brent sempat memanas dan proyeksi ekonomi China turut terdongkrak karena kesepakatan ini," katanya.

Sebaliknya, saham farmasi seperti Pfizer, Eli Lilly, dan Johnson & Johnson justru terkoreksi setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memangkas harga obat resep sebesar 59%. 

Baca Juga: AS dan China Sepakat Turunkan Tarif Impor 90 Hari ke Depan, Begini Respons Pasar

Pengamat Pasar Modal Hans Kwee menambahkan kesepakatan dagang AS Inggris menjadi salah satu katalis positif pasar keuangan dan timbul harapan Percepatan Negosiasi dagang, terutama dengan China. 

"Investor global mulai menarik dana dari pasar AS dan memindahkan ke pasar Asia sebagian respons ketidakpastian kebijakan tarif Trump. Ini mungkin akan berubah pasca kesepakatan AS dan negara mitra dagang lainnya," ucap Hans. 

Menurut Hans, di tengah mengurangnya tensi dagang antara China-AS, investor global akan mulai memburu saham-saham teknologi, mobil listrik, pesawat dan perusahaan yang berhubungan dengan komoditas kedelai. 

Baca Juga: Harga Emas Merosot 3% Senin (12/5), Setelah AS-China Sepakat Pangkas TarifInvestment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila menimpali, saham-saham teknologi masih akan menjadi incaran investor global untuk bursa saham di Negeri Paman Sam. 

"Sedangkan untuk bursa Asia, investor bisa dan akan memantau saham-saham di sektor energi dan perbankan," katanya. 

Selanjutnya: Saham Disuspen Sejak Awal Tahun 2025, Kapan JTrust Bank Penuhi Aturan Free Float?

Menarik Dibaca: Kambing vs Sapi, Lebih Berlemak Mana? Ini Resep Gule Kambing Tanpa Santan yang Sehat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×