kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   17.000   0,89%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Harga Emas dan Perak Tertekan Kebijakan The Fed, Investor Menunggu Kepastian


Minggu, 24 Agustus 2025 / 17:54 WIB
Harga Emas dan Perak Tertekan Kebijakan The Fed, Investor Menunggu Kepastian
ILUSTRASI. Harga perak dalam sebulan terakhir mencatatkan penurunan lebih tajam dibandingkan emas, perak terkoreksi hingga 2,87%


Reporter: Adzira Febriyanti | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga perak dalam sebulan terakhir mencatatkan penurunan lebih tajam dibandingkan emas. Berdasarkan data pasar, perak terkoreksi hingga 2,87%, sementara emas hanya turun sekitar 1,5%.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran investor mengenai arah harga logam mulia ke depan, terlebih di tengah bayang-bayang kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian geopolitik global.

Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penurunan harga perak tidak bisa dilepaskan dari pergerakan harga emas. Menurutnya, emas masih menjadi acuan utama dalam menentukan sentimen pasar logam mulia.

Baca Juga: Emas, Perak, atau Bitcoin? Ini Pendapat Robert Kiyosaki vs Warren Buffett

“Pergerakan jangka pendek harga emas saat ini didikte oleh prospek suku bunga The Fed, serta situasi geopolitik dan perkembangan seputar tarif dan dampaknya pada perekonomian dunia,” ujar Lukman kepada Kontan, pada Minggu, (24/8). 

alam jangka pendek, Lukman menilai harga emas masih bergerak dalam kondisi range bound atau berfluktuasi dalam kisaran tertentu. Hal ini membuat harga perak juga ikut terseret, karena perak memiliki korelasi yang cukup erat dengan emas sebagai aset lindung nilai (safe haven).

Tekanan ini semakin diperkuat oleh sentimen pasar yang cenderung menunggu kejelasan arah kebijakan moneter AS. Ketidakpastian mengenai kapan tepatnya The Fed akan mulai memangkas suku bunga menjadi salah satu faktor yang menahan laju kenaikan logam mulia.

“Untuk saat ini, harga emas masih bergerak terbatas karena pasar menunggu kepastian arah kebijakan. Begitu juga dengan perak, yang cenderung mengikuti tren emas,” jelas Lukman.

Meski dalam jangka pendek tertekan, prospek jangka panjang masih positif. Lukman menilai pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di Jackson Hole menjadi salah satu faktor penting yang menumbuhkan optimisme baru. Powell dinilai lebih less hawkish, sehingga pasar memperkirakan ada peluang pemangkasan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

“Pidato Powell yang lebih less hawkish telah memberikan harapan dan dukungan pada harga emas. Walau demikian, untuk kembali mencoba menembus level tertinggi sepanjang masa, diperlukan katalis tambahan, mengingat harga emas sudah naik cukup signifikan tahun ini,” katanya.

Baca Juga: Harga Perak Melonjak di Kuartal II 2025, Ternyata Ini Penyebabnya

Selain itu, kondisi geopolitik global mulai dari tensi di Timur Tengah, perang dagang, hingga ketegangan antarnegara besar masih menjadi faktor yang bisa mendongkrak permintaan emas maupun perak. Investor biasanya kembali melirik logam mulia sebagai aset aman ketika risiko global meningkat.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah permintaan dari bank sentral dunia. Lukman menekankan bahwa tren pembelian emas oleh bank-bank sentral masih akan berlanjut sebagai bentuk diversifikasi cadangan devisa. Kondisi ini akan terus menopang harga logam mulia ke depannya.

“Permintaan bank-bank sentral dunia masih akan terus mendukung harga emas jangka panjang. Hingga akhir tahun, harga emas diperkirakan bisa mencapai ATH baru di kisaran US$3.700 per troy ounce dan bahkan berpotensi menembus US$4.000 pada tahun depan,” ungkapnya.

Sebagai logam yang pergerakannya erat dengan emas, harga perak juga berpotensi ikut menguat dalam jangka panjang. Walaupun saat ini masih terkoreksi lebih dalam, prospek pemulihan tetap terbuka lebar apabila katalis pendukung—baik dari sisi kebijakan moneter maupun geopolitik semakin jelas.

“Secara umum, harga perak akan ikut diuntungkan oleh tren jangka panjang emas. Jadi meskipun sekarang terkoreksi lebih dalam, peluang rebound masih besar ke depannya,” tutup Lukman.

Selanjutnya: Penempatan Dana Perbankan di Surat Berharga Masih Tinggi

Menarik Dibaca: Daftar Menu untuk Diet Tanpa Nasi agar Berat Badan Turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×