Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli
Indy juga menilai saham BBTN kurang menarik karena dividen yield yang lebih rendah serta eksposur bisnis yang besar terhadap kredit dengan arah suku bunga acuan yang belum jelas.
Ia menyarankan investor untuk memeriksa fundamental perusahaan terlebih dahulu agar dapat menentukan strategi investasi jangka panjang yang tepat.
"Investor juga dapat memanfaatkan momentum buy on weakness dengan harga yang lebih rendah, sehingga analisis fundamental sejalan dengan target jangka panjang," ujarnya.
Baca Juga: Jelang Cum Date Dividen, Saham Himbara Kompak Naik, Cermati Rekomendasi Analis
Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto, menyatakan bahwa saham perbankan dengan dividen yield tinggi umumnya menarik minat investor dan berpotensi menciptakan pergerakan harga yang lebih lebar, sehingga dapat dimanfaatkan untuk trading jangka pendek.
Namun, ia berpendapat bahwa saat ini bukan waktu yang tepat bagi investor pemburu dividen untuk masuk ke pasar, karena setelah pembagian dividen harga saham cenderung mengalami koreksi.
Meski demikian, Pandhu menilai harga saham bank saat ini cukup menarik bagi investor jangka panjang, mengingat telah mengalami koreksi signifikan sejak mencapai puncaknya tahun lalu.
Baca Juga: Saham Lapis Kedua Menguat di Tengah Pelemahan IHSG, Cek Rekomendasi Analis
Namun, ia mengingatkan bahwa ketidakpastian ekonomi global, terutama dampak kebijakan tarif yang diterapkan Donald Trump, dapat memengaruhi kinerja industri perbankan.
"Ketidakpastian yang tinggi akan membuat pasar lesu. Saham perbankan berkapitalisasi besar berisiko mengalami capital outflow karena bobotnya yang besar dalam indeks," tutupnya.
Selanjutnya: TYRE Bidik Penjualan Tumbuh 10% Tahun Ini
Menarik Dibaca: Harga OPPO A18 Terbaru April 2025, HP 1 Jutaan dengan Spesifikasi Menggiurkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News