Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham lapis kedua mencatatkan penguatan di tengah tren pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sejak awal tahun ini, saham di papan pengembangan mengalami kenaikan sebesar 11,37%, lebih baik dibandingkan IHSG yang turun lebih dari 5% dalam periode yang sama.
Dalam sepekan terakhir, IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda technical rebound. Kondisi ini mendorong pelaku pasar untuk mencermati saham lapis kedua sebagai alternatif dalam aktivitas trading.
Baca Juga: Persaingan Ketat Banyangi Kinerja Semen Indonesia (SMGR), Cek Rekomendasi Analis
Direktur Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, memperkirakan IHSG masih berpotensi turun ke level 6.700 dalam beberapa hari ke depan jika tekanan dari sentimen eksternal terus berlanjut. "Masih banyak ketidakpastian di pasar," ujarnya, Minggu (23/2).
Arus dana keluar (capital outflow) dari investor asing berpotensi berlanjut, yang dapat menekan saham kapitalisasi besar (big cap) atau first liner. Oleh karena itu, investor mulai mempertimbangkan rotasi ke saham lapis kedua dan ketiga.
Praktisi pasar modal, William Hartanto, mengonfirmasi adanya indikasi rotasi menuju saham di papan pengembangan dan papan akselerasi. Menurutnya, tren ini berpotensi bertahan setidaknya hingga kuartal I-2025. Namun, ia mengingatkan bahwa peluang penguatan saham lapis kedua tetap terbatas.
Baca Juga: Saham Lapis Kedua dan Akselerasi Mendaki saat IHSG Tertekan, Cek Rekomendasinya
"Hanya sebatas perpindahan aset dan pilihan alternatif," kata William.
Vice President Marketing Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menambahkan bahwa investor cenderung memanfaatkan volatilitas saham lapis kedua saat IHSG dan saham blue chip mengalami tekanan. Namun, tren ini dapat berubah jika terjadi normalisasi dan stabilitas di saham blue chip serta IHSG.