Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, para eksportir juga mendapat keuntungan dari pelemahan rupiah karena membuat produk ekspor menjadi lebih terjangkau bagi pembeli di luar negeri, meningkatkan permintaan dan ekspor, serta meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan eksportir.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, pelemahan rupiah biasanya seiring dengan adanya capital outflow dari asing dan dampaknya akan membuat IHSG terkoreksi.
"Di sisi lain juga pelemahan USD/IDR juga bisa berdampak negatif pada cadangan devisa karena BI harus mengintervensi pelemahan USD/IDR supaya tidak semakin dalam," kata Azis kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3).
Dalam mewaspadai hal ini, Azis bilang, pelemahan currency di suatu negara harus diwaspadai karena pelemahan mata uang juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Untuk dampaknya, pelemahan ini akan berdampak negatif pada emiten yang memiliki orientasi pada impor untuk pembuatan bahan baku produknya yang mana ini akan berdampak pada kenaikan beban yang akan berdampak negatif pada laba.
Sedangkan untuk emiten yang penjualannya ekspor akan berdampak positif karena ketikan penjualannya berdasarkan dolar dan dikonversi ke rupiah maka pendapatannya akan terlihat meningkat.
Azis bilang, sektor komoditas atau energi bisa menjadi salah satu yang diuntungkan dan sektor farmasi, tekstil, dan consumer good yang bahan bakunya dari impor bisa menjadi potensi sektor yang dirugikan.
"Saham yang diuntungkan dari pelemahan ini yaitu saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sementara sebaliknya, saham yang dirugikan yaitu PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF)," kata Azis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
