kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.189   6,00   0,04%
  • IDX 7.131   -33,34   -0,47%
  • KOMPAS100 1.064   -5,96   -0,56%
  • LQ45 833   -5,27   -0,63%
  • ISSI 214   -1,44   -0,67%
  • IDX30 427   -2,25   -0,52%
  • IDXHIDIV20 511   -4,87   -0,94%
  • IDX80 122   -0,66   -0,54%
  • IDXV30 126   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 141   -1,19   -0,83%

Rupiah Menguat Terbatas di Pekan Perdana 2025, Begini Proyeksinya untuk Pekan Depan


Sabtu, 04 Januari 2025 / 08:00 WIB
Rupiah Menguat Terbatas di Pekan Perdana 2025, Begini Proyeksinya untuk Pekan Depan
ILUSTRASI. Pekan depan, nilai tukar rupiah diproyeksi bergerak fluktuatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat terbatas pada pekan perdana 2025. Pekan depan, nilai tukar rupiah diproyeksi bergerak fluktuatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Jumat (27/12), rupiah spot ditutup di level Rp 16.197 per dolar AS, naik  naik 0,23% dalam sepekan daripada posisi akhir pekan lalu Rp 16.235 per dolar AS. 

Secara harian, rupiah spot menguat tipis 0,01% daripada posisi kemarin di Rp 16.198 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Menguat Terbatas di Pekan Perdana 2025

Sedangkan, rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup pada level Rp 16.217 per dolar AS. Rupiah Jisdor terpantau naik 0,21% secara mingguan dan menguat 0,12% secara harian.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mencermati, rupiah sebenarnya masih belum lepas dari tekanan risiko perlambatan ekonomi China. Hal itu menyusul data PMI Manufaktur atau data PMI Caixin China pekan ini yang meleset dari ekspektasi.

Konflik internal di pemerintahan Korea Selatan turut membenani pasar mata uang asia. Korsel masih diliputi gonjang-ganjing yang diawali perintah darurat militer Presiden Yoon Suk Yeol, kemudian berakhir dengan pemakzulan dan upaya penangkapannya.

Dolar AS juga terus kuat karena pelaku pasar menantikan kejelasan terkait perang dagang, menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang. Di sisi lain, indeks dolar terus didukung perang yang memanas, baik di Timur Tengah maupun Eropa.

"Apalagi, bank sentral diekspektasikan hanya akan memangkas suku bunga dua kali tahun ini sebesar 50 bps, dan ada juga asumsi hanya 33 bps. Ekspektasi suku bunga tinggi bank sentral dalam menengah dan panjang, kemungkinan suram bagi rupiah,"’ jelas Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (3/1).

Menurut Ibrahim, rupiah menguat berkat data manufaktur Indonesia yang kembali ke level ekspansif di angka 51,2. Inflasi yang berada di posisi 1,57% juga mendukung optimisme pasar keuangan domestik karena merupakan level terendah sepanjang sejarah.

Selain itu, rupiah kemungkinan didukung kembalinya investor asing karena Bank Indonesia (BI) akan memborong Surat Berharga Negara (SBN) Rp 150 triliun di 2025. 

Intervensi Bank Indonesia dianggap positif untuk menutupi obligasi jatuh tempo yang seharusnya mendorong rupiah naik.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah cenderung bergerak datar (sideways) pada perdagangan akhir pekan di tengah data ketenagakerjaan AS yang memberikan sinyal solid. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,12% ke Rp 16.217 Per Dolar AS pada Jumat (3/1)

Rupiah sempat dibuka melemah pada awal sesi, namun rupiah mampu berbalik arah hingga ditutup menguat tipis.

Rupiah sepekan ini juga cenderung sideways, sejalan dengan minimnya aktivitas investor pada akhir tahun. Mata uang garuda sempat menguat hingga ke level Rp 16.102, namun berbalik melemah pada hari pertama 2025.

"Sejalan dengan pergerakan investor pada akhir tahun, rupiah pekan ini cenderung bergerak datar," kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (3/1).

Menurut Josua, rupiah berpotensi mengalami penguatan di pekan depan. Optimisme itu sejalan dengan proyeksi data-data ketenagakerjaan AS yang memberikan sinyal pelonggaran pasar tenaga kerja, seperti ADP Employment Change dan data JOLTS Job Openings.

Sementara itu, Ibrahim melihat rupiah berpotensi melemah karena data ekonomi AS masih akan solid dan ketidakpastian masih akan menyelimuti pasar jelang pelantikan Trump. 

Campur tangan Amerika di konflik timur tengah juga menjadi kekhawatiran karena dapat mengerek indeks dolar.

Dari domestik, data cadangan devisa bulan Desember yang dirilis Rabu (8/1) pekan depan, kemungkinan akan menyeret pelemahan rupiah. Walau diperkirakan turun sedikit, cadev desember diperkirakan berefek pada nilai tukar.

Ibrahim memproyeksi, rupiah akan cenderung melemah pekan depan di rentang Rp 16.150 -Rp 16.250 per dolar AS. 
Sedangkan, Josua memandang rupiah berpeluang menguat pekan depan di kisaran Rp 16.125 – Rp 16.250 per dolar AS.

Selanjutnya: Reksadana Saham Bisa Membaik di 2025

Menarik Dibaca: Jangan Skip Sunscreen, Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Eksfoliasi Wajah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×