kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Rupiah Menguat Terbatas di Pekan Perdana 2025


Jumat, 03 Januari 2025 / 19:59 WIB
Rupiah Menguat Terbatas di Pekan Perdana 2025
ILUSTRASI. Rupiah ditutup di evel Rp 16.197 per dolar AS pada hari ini (3/1) dan membuatnya menguat 0,23% dalam sepekan


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah menguat terbatas di pekan perdana 2025. Pekan depan, nilai tukar rupiah diproyeksi bergerak fluktuatif terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Jumat (27/12), rupiah spot ditutup di level Rp 16.197 per dolar AS, naik  naik 0,23% dalam sepekan daripada posisi akhir pekan lalu Rp 16.235 per dolar AS. Secara harian, rupiah spot menguat tipis 0,006% daripada posisi hari sebelumnya di Rp 16.198 per dolar AS.

Sedangkan, rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup pada level Rp 16.217 per dolar AS. Rupiah Jisdor terpantau naik 0,21% secara mingguan dan berhasil naik 0,12% secara harian.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mencermati, rupiah sebenarnya masih belum lepas dari tekanan risiko perlambatan ekonomi Tiongkok. Hal itu menyusul data PMI Manufaktur atau data PMI Caixin Tiongkok pekan ini menunjukkan penurunan dan meleset dari ekspektasi.

Konflik internal di pemerintahan Korea Selatan turut membenani pasar mata uang Asia. Korsel masih diliputi gonjang-ganjing yang diawali perintah darurat militer mantan Presiden Yoon Suk Yeol, kemudian berakhir dengan pemakzulan dan upaya penangkapannya.

Baca Juga: Rupiah Berbalik Arah dan Ditutup Menguat di Rp 16.197 Per Dolar AS Hari Ini (3/1)

Dolar AS juga terus kuat karena pelaku pasar menantikan kejelasan terkait perang dagang, menjelang pelantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang. Di sisi lain, indeks dolar terus didukung perang yang memanas, baik di Timur Tengah maupun Eropa.

‘’Apalagi, bank sentral diekspektasikan hanya akan memangkas suku bunga dua kali tahun ini sebesar 50 bps, dan ada juga asumsi hanya 33 bps. Ekspektasi suku bunga tinggi bank sentral dalam menengah dan panjang, kemungkinan suram bagi rupiah,’’ jelas Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (3/1).

Menurut Ibrahim, rupiah barangkali menguat berkat data manufaktur Indonesia yang kembali ke level ekspansif di angka 51,2. Inflasi yang berada di posisi 1,57% juga mendukung optimisme pasar keuangan domestik karena merupakan level terendah sepanjang sejarah.

Selain itu, rupiah kemungkinan didukung kembalinya investor asing karena Bank Indonesia (BI) akan memborong Surat Berharga Negara (SBN) Rp 150 triliun di 2025. Intervensi Bank Indonesia dianggap positif untuk menutupi obligasi jatuh tempo yang seharusnya mendorong rupiah naik.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, Rupiah cenderung bergerak datar (sideways) pada perdagangan akhir pekan di tengah data ketenagakerjaan AS yang memberikan sinyal solid. Rupiah sempat dibuka melemah pada awal sesi, namun rupiah mampu berbalik arah hingga ditutup menguat tipis.

Rupiah sepekan ini juga cenderung sideways, sejalan dengan minimnya aktivitas investor pada akhir tahun. Mata uang garuda sempat menguat hingga ke level Rp 16.102, namun berbalik melemah pada hari pertama 2025.

‘’Sejalan dengan pergerakan investor pada akhir tahun, Rupiah pekan ini cenderung bergerak datar,’’ kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (3/1).

Menurut Josua, Rupiah berpotensi mengalami penguatan di pekan depan. Optimisme itu sejalan dengan proyeksi data-data ketenagakerjaan AS yang memberikan sinyal pelonggaran pasar tenaga kerja, seperti ADP Employment Change dan data JOLTS Job Openings.

Sementara itu, Ibrahim melihat rupiah berpotensi melemah karena data ekonomi AS masih akan solid dan ketidakpastian masih akan menyelimuti pasar jelang pelantikan Trump. Campur tangan Amerika di konflik timur tengah juga menjadi kekhawatiran karena dapat mengerek indeks dolar.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,12% ke Rp 16.217 Per Dolar AS pada Jumat (3/1)

Dari domestik, data cadangan devisa bulan Desember yang dirilis Rabu (8/1) pekan depan, kemungkinan akan menyeret pelemahan rupiah. Walau diperkirakan turun sedikit, cadev desember diperkirakan berefek pada nilai tukar.

Ibrahim memproyeksi, rupiah akan cenderung melemah pekan depan di rentang Rp 16.150 -Rp 16.250 per dolar AS. Sedangkan, Josua memandang rupiah berpeluang menguat pekan depan di kisaran Rp 16.125 – Rp 16.250 per dolar AS.

Selanjutnya: Great Eastern General Catat Pendapatan Premi Asuransi Marine Cargo Rp 101 M di 2024

Menarik Dibaca: Cara Bijak Investasi di Pasar Saham, Ini Tips dari BNI Sekuritas!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×