Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Hengkangnya asing dari pasar domestik, tak pelak memicu rupiah babak belur. Nilai tukar rupiah pun jeblok di titik terlemah lebih dari dua tahun.
Mata uang Garuda terjungkal 1,3% ke level Rp 9.606 per dollar AS pada pukul 16.38 di Jakarta. Ini merupakan level terendah sejak 30 bulan terakhir atau tepatnya sejak November 2009. Jika dihitung, sepanjang bulan ini pun, rupiah sudah anjlok 4,5%.
Asing beramai-ramai keluar dari aset domestik dan memilih memegang dollar AS. Tercatat, di bulan ini saja, asing telah mengurangi kepemilikan di obligasi pemerintah sebesar Rp 3,9 triliun pada bulan ini. Sementara, dana asing yang keluar dari pasar saham domestik mencapai US$ 676 juta.
Hari ini, Guebrnur Bank Indonesia Darmin Nasution menyebut, bank sentral akan mulai menjual deposito berjangka dollar dalam dua minggu untuk menambah pasokan dollar dan menstabilkan rupiah.
Apressyanti Senthaury, analis di divisi treasury PT Bank Negara Indonesia menyebut, masalah di Yunani dan Spanyol menekan rupiah. Belum lagi, saat ini memang waktu yang rutin bagi importir untuk memegang dollar jelang akhir bulan. "Namun, Bank Indonesia telah berkomitmen menjaga stabilitas moneter, termasuk mengawal rupiah," ujarnya.
Joey Cuyegkeng, ekonom di ING Groep NV menambahkan, faktor kehati-hatian menggiring investor keluar dari pasar Indonesia, sehingga sangat memengaruhi likuiditas dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News