Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
Sementara itu, dari sisi sektoral, William menilai, calon emiten dengan sektor consumers good dan pertambangan nikel masih memiliki psospek yang cukup baik.
Saham emiten tambang nikel dinilai diuntungkan akibat sentimen pengembangan mobil listrik. Sedangkan saham calon emiten consumers good merupakan saham yang defensif.
“Saham consumers good defensif karena konsumsi masih tinggi,” kata William.
Baca Juga: MRT Jakarta IPO dan Bagi Dividen Tahun 2022, Simak Strategi dan Proyeksi Bisnisnya
Sementara itu, Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Marolop Alfred Nainggolan mengatakan investor perlu memerhatikan size dan fundamental suatu perusahaan yang akan IPO.
Hingga tahun depan, ia menilai, sektor consumers good, sektor telekomunikasi, dan properti memiliki prospek yang cukup baik. “Tiga sektor ini masih cukup baik bagi perusahaan yang akan IPO,” ujar Alfred kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Banyak emiten menunda rencana IPO hingga BEI sepi emisi jumbo, ada apa?
William justru menilai sektor properti belum memiliki peluang untuk bangkit. “Belum ada peluang bagi properti untuk naik, kecuali hanya memanfaatkan kenaikan singkat di hari pertama listing,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News