kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.190   15,00   0,09%
  • IDX 7.089   24,28   0,34%
  • KOMPAS100 1.050   2,99   0,29%
  • LQ45 820   -0,96   -0,12%
  • ISSI 212   2,00   0,95%
  • IDX30 421   -0,80   -0,19%
  • IDXHIDIV20 504   -0,45   -0,09%
  • IDX80 120   0,40   0,33%
  • IDXV30 124   0,56   0,46%
  • IDXQ30 139   -0,48   -0,34%

Penyerapan Dana IPO yang Tak Maksimal Ciptakan Persepsi Negatif Bagi Investor


Minggu, 12 Januari 2025 / 18:54 WIB
Penyerapan Dana IPO yang Tak Maksimal Ciptakan Persepsi Negatif Bagi Investor
ILUSTRASI. Sederet emiten dengan raihan dana initial public offering (IPO) besar masih memiliki sisa dana yang belum terserap secara optimal.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sederet emiten dengan raihan dana initial public offering (IPO) besar masih memiliki sisa dana yang belum terserap secara optimal.

Dari riset Kontan, sampai 30 Juni 2024, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tercatat masih menyimpan dana IPO sebesar Rp 9,82 triliun dari nilai emisi Rp 21,9 triliun.

Situasi serupa terjadi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Hingga periode yang sama, GOTO masih memiliki sisa dana IPO senilai Rp 2,81 triliun dari total perolehan Rp 13,57 triliun.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pun baru memanfaatkan Rp 5,15 triliun dari total dana IPO sebesar Rp 8,77 triliun.

Tak ketinggalan, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) juga tercatat masih menyisakan dana IPO sebesar Rp 1,75 triliun dari total pengumpulan Rp 9,70 triliun.

Baca Juga: Saham-saham Happy Hapsoro & Prajogo Pangestu Melonjak, Sinergi Dua Konglomerasi

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan mengatakan secara umum, dana IPO sering kali disimpan untuk digunakan dalam rencana jangka panjang seperti ekspansi bisnis, akuisisi, pembangunan infrastruktur, atau sebagai buffer likuiditas guna mendukung kegiatan operasional dan meminimalkan risiko.

Nah, penyerapan dana IPO yang tidak optimal dapat menciptakan persepsi negatif di kalangan investor. Hal ini dapat menunjukkan kurangnya efisiensi dan strategi manajemen yang dianggap tidak memiliki rencana yang jelas untuk memanfaatkan dana yang telah diperoleh. 

"Akibatnya, sentimen negatif ini dapat memengaruhi kinerja harga saham di pasar," kata Ekky kepada Kontan.co.id, Minggu (12/1).

Ekky menegaskan, penggunaan dana IPO yang tidak jelas atau tidak sesuai rencana awal dapat menghilangkan kepercayaan investor terhadap manajemen perusahaan.

"Ini kembali lagi ke tujuan permodalan untuk menghasilkan laba. Jika modal tidak digunakan bisa dibilang kinerja tidak efisien," ucap Ekky.

Baca Juga: Mayoritas Kinerja Harga Saham Emiten dengan Nilai IPO Jumbo, Loyo

Sebaliknya, jika dana IPO digunakan dengan baik, maka ini dapat mendorong pertumbuhan kinerja jangka panjang. Misalnya, ekspansi bisnis atau penetrasi pasar baru dapat meningkatkan pendapatan dan memperkuat posisi emiten di industrinya. 

VP Marketing, Strategy, and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menjelaskan beberapa emiten IPO dalam prospektusnya menjelaskan rencana penyerapan dana dan langkah-langkah jika dana belum terserap sepenuhnya. 

Contohnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menyatakan bahwa dana IPO yang belum digunakan akan ditempatkan sementara dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan likuiditas, serupa dengan kebijakan yang diterapkan oleh emiten lainnya.

"Jika emiten gagal untuk mematuhi penggunaan dana IPO akan berdampak pada menurunnya kepercayaan publik karena ketidaksesuaian rencana penggunaan dengan realisasi dalam prospektus," ujar Audi kepada Kontan.co.id, Minggu (12/1).

Baca Juga: Daaz Bara Lestari (DAAZ) Serap Seluruh Dana IPO Rp 264 Miliar, Ini Alokasinya

Selain itu, Audi bilang penyerapan dana IPO yang tidak maksimal berdampak langsung pada terhambatnya ekspansi emiten. Anggaran penggunaan dana IPO yang telah direncanakan dalam prospektus menjadi tidak terealisasi sesuai jadwal, sehingga berpotensi menunda pelaksanaan strategi bisnis.

Dalam beberapa kasus, ketidaksesuaian ini bahkan dapat memaksa perusahaan untuk melakukan perubahan arah atau segmen bisnis.

Audi menambahkan kekhawatiran kinerja yang tidak tercapai karena serapan yang tidak sesuai juga meningkat, sehingga pasar cenderung pesimis dana IPO bisa digunakan maksimal. 

Menurut Audi, pasar merespons negatif ketidaksesuaian realisasi penggunaan dana tersebut. Hal ini tercermin dari penurunan harga saham beberapa emiten sejak IPO. 

Baca Juga: Perusahaan Milik Boy Thohir Borong Saham PORT, Banderolnya di Rp 818 per Saham

Hingga 10 Januari 2025, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah anjlok 86%, dari harga IPO Rp 850 menjadi Rp 114. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga turun 76%, dari Rp 338 menjadi Rp 81.

Penurunan serupa dialami PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), dengan harga sahamnya terkoreksi 41,6%, dari Rp 1.250 menjadi Rp 730. Sebaliknya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kenaikan tipis 2,8%, dari Rp 875 menjadi Rp 900.

Meski demikian, Audi meyakini jika emiten yang belum melakukan penyerapan dana IPO dari yang ditargetkan sebelumnya, tetapi memberikan keterbukaan baik adanya kejelasan waktu dan arah bisnis perusahaan akan menjadi nilai positif untuk investor.

Audi menyarankan untuk buy saham PGEO dan NCKL di target harga masing-masing Rp 1.080 dan Rp 1.225 per saham.

Baca Juga: Harga Melesat, Investor IPO Saham RATU Untung 56% 2 Hari, Hari Ini Jual atau Beli?

Ekky menjagokan saham GOTO untuk jangka pendek karena tren harga saham yang sedang bullish sejak pembalikan arah pada Juli-Agustus 2024. Target harga GOTO berikutnya berada di Rp 90-93 per saham, dengan potensi ke Rp 100 per saham jika berhasil breakout dari level Rp 84 per saham.

Sementara, Ekky melihat PGEO lebih menarik untuk investasi jangka panjang, terutama karena prospek positif di sektor energi terbarukan. 

Menurutnya, emiten ini memiliki potensi kinerja yang kuat, didukung oleh proyek-proyek panas bumi, peluang untuk membagikan dividen, dan valuasi yang masih murah dibandingkan emiten sejenis (peers). Target harga untuk PGEO berada di level Rp 1.200 per saham.

Selanjutnya: Evaluasi Program MBG Sepekan, Pengamat Beberkan Perbaikan yang Perlu Dilakukan

Menarik Dibaca: 4 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan saat Minum Kopi, Awas GERD!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×