kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.624.000   4.000   0,25%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Penguatan timah hanya sesaat


Selasa, 25 Agustus 2015 / 21:22 WIB
Penguatan timah hanya sesaat


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meski Selasa (25/8) harga timah mendulang kenaikan, namun diduga penguatan ini hanya sementara. Sebabnya, secara fundamental permintaan timah global masih sangat minim.

Mengutip Bloomberg, Selasa (25/8) pukul 11.50 WIB harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melambung 2,40% ke level US$ 14.390 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun harga ini tetap merosot 4,98% dalam sepekan terakhir.

Deddy Yusuf Siregar Research and Analyst PT Fortis Asia Futures melihat aturan transaksi timah melalui bursa di Indonesia belum mampu mempengaruhi pergerakan harga di pasar global. Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 33/M-Dag/Per/5/2015 per Sabtu (1/8) lalu terkendala proses.

Hingga saat ini yang sudah mendapatkan izin hanya PT Timah Indonesia yang berencana mengekspor timah 100 – 200 ton pada awal September mendatang seperti yang disampaikan Agung Nugroho, Corporate Secretary TINS dikutip dari Reuters, Jumat (21/8) lalu. Efeknya, pada September 2015 mendatang ekspor timah Indonesia baru akan kembali dilakukan.

“Peraturan ekspor ini sedikit banyak sempat mendongkrak harga namun itu hanya sesaat,” kata Deddy. Harga timah kembali terpuruk setelah People's Bank of China (PBOC) melakukan devaluasi yuan Selasa (11/8) lalu. Devaluasi yang dilakukan PBOC untuk menggenjot ekspor ini sedikit banyak memberi gambaran masih suramnya masa depan ekspor timah Indonesia.

Artinya, “Permintaan timah dari China akan lesu karena negara tirai bambu sedang fokus menggenjot ekspornya,” papar Deddy. Padahal seperti yang kita ketahui China merupakan konsumen terbesar timah Indonesia. Bayang-bayang currency wars pun mulai menggelayuti pasar, Vietnam pun di akhir pekan lalu mendevalusi dong. Jika ini terus terjadi akan timbul persaingan ekspor yang ketat di pasar.

Sementara tanpa beban dari devaluasi yuan, harga timah sudah terbebani dengan data manufaktur China yang terus merosot. "Tidak heran harga masih sulit mempertahankan penguatannya," tutup Deddy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×