Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto
Meskipun jumlah penawaran yang masuk masih lebih tinggi dari penawaran sukuk dua pekan lalu yang tercatat hanya Rp 4 triliun, Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management merasa angka ini tidak terlalu fantastis dibandingkan dengan penawaran-penawaran sebelumnya.
Ambil contoh, pada Selasa (23/8) saja lelang sukuk negara mendapat total penawaran mencapai Rp 15,26 triliun. Sedangkan pada Selasa (26/7) penawarannya bahkan menyentuh angka Rp 21,35 triliun.
Anil melihat, ini adalah kondisi yang cukup wajar di tengah permintaan terhadap obligasi pemerintah yang menurun. Memang, investor saat ini banyak yang beralih ke obligasi korporasi, apalagi yang dikeluarkan oleh Badan Usaha Lebih Negara (BUMN).
"Tenor yang lebih panjang dan imbal hasil yang serupa membuat orang beralih ke obligasi korporasi," terang dia.
Apalagi, suku bunga deposito masih tinggi, ini membuat para investor lebih memilih menyimpan uangnya di deposito ketimbang sukuk pemerintah. "Lihat saja, 26% dari total aset lembaga dana pensiun berupa deposito dan kas. Sedangkan asuransi 11% dari total asetnya," kata Anil.
Anil juga menyayangkan pemerintah terus menerbitkan obligasi di tengah lesunya pasar. Permintaan yang menurun di tengah obligasi yang terus diterbitkan berpotensi membuat harga makin jatuh. "Harusnya pemerintah menghimpun dana lewat cara lain, kalau ini terus dilakukan, investor akan kecewa," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News