Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) alias sukuk negara pada Selasa (20/9) terserempet sentimen pertemuan FOMC. Lantaran investor tengah menanti kebijakan dari berbagai bank sentral, lelang jadi sepi.
Total penawaran yang masuk dalam lelang kali ini mencapai Rp 9,9 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap dana sesuai target indikatif, yakni Rp 4 triliun.
Sebagai pembanding, pada lelang sukuk negara dua pekan sebelumnya, yakni 6 September, pemerintah memenangkan lelang Rp 6 triliun dari jumlah penawaran yang masuk Rp 13,44 triliun.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menuturkan, wajar apabila tawaran yang masuk dalam lelang sukuk pekan ini lebih mini. Sebab, pelaku pasar tengah fokus pada beberapa agenda penting di dunia. Bank Sentral Amerika Serikat The Fed menggelar rapat pada 20-21 September 2016.
Pelaku pasar menanti kejelasan kenaikan suku bunga The Fed. Bank of Japan (BoJ) juga menggelar rapat pada 21 September 2016. Pasar menanti kepastian stimulus ekonomi dari BoJ. "Ada juga Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 21-22 September ini," terang Made.
Ada lima seri sukuk yang ditawarkan dalam kemarin. Pertama, SPNS21032017 dengan yield rata-rata tertimbang 5,87% dan imbalan diskonto. Jumlah yang diserap Rp 1 triliun. Kedua, PBS009 dengan yield rata-rata tertimbang 6,38% dan imbalan 7,75%. Pemerintah memenangkan penawaran Rp 690 miliar.
Ketiga, PBS006 dengan yield rata-rata tertimbang 6,81% dan imbalan 8,25%. Jumlah yang diserap Rp 920 miliar. Keempat, PBS011 dengan yield rata-rata tertimbang 7,21% dan imbalan 8,75%. Jumlah diserap Rp 990 miliar. Kelima, PBS012 dengan yield rata-rata tertimbang 7,54% dan imbalan 8,87%. Jumlah diserap Rp 400 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News