Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk pada Selasa (1/11). Pada lelang ini, jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp 4,97 triliun dan total nominal yang dimenangkan adalah Rp 3,55 triliun.
Mengacu pada situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah menjajakan empat seri sukuk negara pada lelang kali ini.
Pertama, seri SPNS 190420117 dengan imbalan diskonto. Seri ini mampu diserap Rp 1,5 triliun dengan jumlah penawaran Rp 2,1 triliun dengan yield tertinggi yang masuk sebesar 6,75 % dan yield terendah yang masuk sebesar 5,75%. Pada seri ini, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 5,99% dan akan jatuh tempo pada 19 April 2017
Kedua, seri PBS 013 yang tingkat imbalannya 6,25% dengan jumlah penawaran Rp 1,35 triliun dan mampu diserap sebanyak Rp 0,890 triliun. Pada seri ini, yield tertinggi yang masuk tercatat sebesar 7,21% dan yield terendah yang masuk sebesar 6,78% dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,88%. Seri ini akan jatuh tempo pada 15 Mei 2019.
Ketiga, seri PBS 014 dengan tingkat imbalan sebesar 6,50%. Seri ini mencatatkan jumlah penawaran Rp 0,460 triliun dan mampu diserap sebesar Rp 0,165 triliun. Tercatat yield tertinggi 7,31% yang masuk sebesar dan yield terendah yang masuk sebesar 7,09% dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,15%. Seri ini akan jatuh tempo pada 15 Mei 2021.
Keempat, seri PBS 012 dengan tingkat imbalan sebesar 8,87%. Tercatat, penawaran yang masuk berjumlah Rp 1,01 triliun dan yang mampu diserap sebesar Rp 1 triliun. Di seri ini, yield tertinggi yang masuk sebesar 8,12% dan yield terendah yang masuk sebesar 7,78% dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,87%. Seri ini sendiri akan jatuh tempo pada 15 November 2031.
Meskipun jumlah penawaran yang masuk masih lebih tinggi dari penawaran sukuk dua pekan lalu yang tercatat hanya Rp 4 triliun, Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management merasa angka ini tidak terlalu fantastis dibandingkan dengan penawaran-penawaran sebelumnya.
Ambil contoh, pada Selasa (23/8) saja lelang sukuk negara mendapat total penawaran mencapai Rp 15,26 triliun. Sedangkan pada Selasa (26/7) penawarannya bahkan menyentuh angka Rp 21,35 triliun.
Anil melihat, ini adalah kondisi yang cukup wajar di tengah permintaan terhadap obligasi pemerintah yang menurun. Memang, investor saat ini banyak yang beralih ke obligasi korporasi, apalagi yang dikeluarkan oleh Badan Usaha Lebih Negara (BUMN).
"Tenor yang lebih panjang dan imbal hasil yang serupa membuat orang beralih ke obligasi korporasi," terang dia.
Apalagi, suku bunga deposito masih tinggi, ini membuat para investor lebih memilih menyimpan uangnya di deposito ketimbang sukuk pemerintah. "Lihat saja, 26% dari total aset lembaga dana pensiun berupa deposito dan kas. Sedangkan asuransi 11% dari total asetnya," kata Anil.
Anil juga menyayangkan pemerintah terus menerbitkan obligasi di tengah lesunya pasar. Permintaan yang menurun di tengah obligasi yang terus diterbitkan berpotensi membuat harga makin jatuh. "Harusnya pemerintah menghimpun dana lewat cara lain, kalau ini terus dilakukan, investor akan kecewa," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News