Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah mendapatkan angin segar dari pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi beberapa waktur terakhir. Penguatan rupiah diprediksi bisa berlanjut hingga pengujung tahun, sehingga penting untuk menjaga sentimen positif terhadap pasar domestik.
Menurut Trading Economics, Senin (26/5), indeks dolar AS (DXY) melemah sebesar 0,01% secara harian ke level 99,065 bps.
Menurut Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo, pelemahan dolar AS memang otomatis membuat aset Indonesia, termasuk rupiah, menjadi lebih menarik bagi investor.
Dus, tentunya penguatan rupiah bakal mendorong ekonomi domestik. Harga menjadi lebih murah, termasuk utang luar negeri yang berbentuk dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Berbalik Arah, Ditutup Melemah ke Rp 16.249 Per Dolar AS Hari Ini (26/5)
Dengan potensi pelemahan dolar AS yang berlanjut hingga akhir tahun, Sutopo bilang potensi penguatan rupiah juga bakal terus terbuka. Namun, Sutopo bilang kondisi domestik tetap perlu dijaga.
“Seberapa cepat perekonomian Indonesia tumbuh, seberapa baik pengendalian inflasi, dan apakah aset domestik tetap menarik investasi asing, semuanya sangat penting bagi kekuatan rupiah,” jelas Sutopo kepada Kontan, Senin (26/5).
Research & Development PT Trijaya Pratama Futures Alwy Assegaf juga menyinggung soal arus modal. Katanya, arus modal masuk ke pasar Indonesia menjadi salah satu pendorong penguatan rupiah ke depannya.
Nah, untuk menjaga arus modal masuk, fundamental negara perlu dijadikan perhatian utama. Soal itu, Alwy menyinggung soal iklim politik dan pengelolaan Danantara.
“Pagelaran politik masih jauh, minimal hingga akhir tahun nanti gonjang-ganjing politik belum terlihat. Yang mungkin akan jadi fokus adalah keberhasilan pengelola Danantara dalam mengelola dana nasabah dan meyakinkan investor,” kata Alwy kepada Kontan, Senin (26/5).
Menengok ke belakang, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah memang sempat anjlok ketika pengumuman pengelola Danantara pada Maret lalu. Saat ini, IHSG dan rupiah kompak menguat dengan bantuan pelemahan dolar AS dan meredanya situasi dagang global.
Dari situ, Alwy bilang, soal pentingnya menjaga minat investor terhadap aset-aset domestik, termasuk rupiah, agar dampak positif dari pelemahan dolar AS ini bisa maksimal dirasakan oleh rupiah.
Di samping itu, Alwy menyoroti soal sentimen risk on pada harga-harga komoditas yang bisa dimanfaatkan.
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Konsolidasi dengan Potensi Melemah Terbatas pada Selasa (27/5)
“Indonesia merupakan eksportir komoditas, bahkan termasuk penyumbang besar PDB. Jadi penguatan harga komoditas juga bisa mendorong penguatan bagi rupiah. Devisa ekspor akan mengalir dan ini bisa memperkuat laju rupiah,” kata Alwy.
Alwy melihat peluang penguatan rupiah hingga akhir tahun dengan proyeksi pergerakan di rentang Rp 15.200 – Rp 15.500 per dolar AS. Sementara menurut Sutopo, rupiah paling tidak bisa bergerak dalam kisaran Rp 15.924 – Rp 16.184 per dolar AS hingga akhir tahun.
Selanjutnya: Pendapatan Naik, Rugi Susut: Garuda Indonesia Terbang Lebih Ringan di Kuartal I-2025
Menarik Dibaca: 5 Jamu Tradisional untuk Mengatasi Jerawat dari Dalam, Tertarik Coba?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News