Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif pada perdagangan awal pekan ini. Meski begitu, Selasa (27/5), rupiah diperkirakan akan bergerak sideways dengan kecenderungan melemah terbatas.
Mengutip Bloomberg, rupiah spot ditutup melemah 0,19% ke Rp 16.249 per dolar Amerika Serikat (AS). Padahal sepanjang perdagangan hari ini, rupiah menguat.
Sementara, rupiah Jisdor justru menguat 0,50% ke Rp 16.207 per dolar AS pada Senin (26/5).
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, pelemahan rupiah spot akibat adanya profit taking, usai menguat dalam sepekan terakhir. Hal itu juga tercermin dari melemahnya mata uang regional. Di sisi lain, menguatnya rupiah Jisdor didukung pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).
Baca Juga: Rupiah Berbalik Arah, Ditutup Melemah ke Rp 16.249 Per Dolar AS Hari Ini (26/5)
Aksi profit taking juga diperkirakan akibat kebijakan Presiden AS, Donald Trump yang kembali tidak konsisten akhir-akhir ini. "Profit taking diperkirakan masih akan terjadi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (26/5).
Di akhir pekan lalu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, Trump mengancam memberikan tarif 50% kepada Uni Eropa (UE) pada bulan Juni. Namun, pada pagi ini, Trump menyatakan akan menunda tarif ke UE tersebut hingga bulan Juli.
Rupiah pun dibuka menguat, tetapi pada sesi kedua berbalik arah seiring profit taking dari investor. "Rupiah diperkirakan bergerak sideways, dan bergerak di kisaran Rp 16.200 - Rp 16.300 per dolar AS," sebutnya.
Sementara Lukman memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas pada rentang serupa, Rp 16.200 - Rp 16.300 per dolar AS. "Ini seiring absennya data-data ekonomi penting, baik domestik maupun luar negeri" tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News