kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.401   -17,00   -0,10%
  • IDX 7.534   69,22   0,93%
  • KOMPAS100 1.064   14,61   1,39%
  • LQ45 799   11,67   1,48%
  • ISSI 255   1,27   0,50%
  • IDX30 416   4,73   1,15%
  • IDXHIDIV20 475   4,19   0,89%
  • IDX80 120   1,66   1,40%
  • IDXV30 124   1,03   0,84%
  • IDXQ30 133   1,66   1,26%

Pendapatan Bisnis Energi Hijau Meroket 440%, TOBA Makin Yakin Transformasi Bisnis


Selasa, 05 Agustus 2025 / 09:39 WIB
 Pendapatan Bisnis Energi Hijau Meroket 440%, TOBA Makin Yakin Transformasi Bisnis
ILUSTRASI. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).


Reporter: Chelsea Anastasia, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Berdasarkan  laporan keuangan per Juni 2025, TBS Energi Utama (TOBA) meraup pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar US$ 172,21 juta. Turun 30,75% secara tahunan atau year on year (YoY) dari US$ 248,67 juta.

Direktur TBS Energi Utama Juli Oktarina menjelaskan penurunan ini utamanya disebabkan menurunnya volume penjualan segmen pertambangan batubara dan terkoreksinya harga jual rata-rata batubara.

“Tren penurunan harga ini sejalan dengan pergerakan indeks harga batubara global yang terus melandai sejak tahun lalu,” jelas Juli dalam keterangan resmi, pekan lalu. 

Penurunan volume penjualan terjadi karena melemahnya permintaan batubara global. TOBA memutuskan menyesuaikan strategis penjualan untuk menanti momentum harga beli yang lebih menguntungkan. “Penurunan ini mencerminkan upaya TBS Energi mengurangi ketergantungan terhadap sektor batubara dan mempercepat transisi menuju portofolio bisnis,” kata Juli.

Baca Juga: TBS Energi Utama (TOBA) Bidik Aset Pengolahan Limbah di Asia Tenggara untuk Diakusisi

Sebelumnya TOBA memang dikenal sebagai perusahaan energi yang sangat lekat dengan bisnis batubara. Emiten ini berupaya memperkuat beberapa segmen bisnis ‘masa depan. Seperti kendaraan listrik, energi baru dan terbarukan (EBT) hingga pengelolaan limbah dan mengubahnya menjadi energi.

Untuk segmen kendaraan listrik, TOBA menjadi penyedia ekosistem motor listrik dengan brand Electrum. Tidak hanya fokus pada pengembangan motor listrik tetapi juga kepada infrastruktur penukaran baterai.

Perseroan ini masuk ke bisnis ini sejak tahun 2021 bermitra dengan Gojek (GoTo Group). Seiring berjalannya waktu, kemitraan ini diperluas dengan menggarap ekosistem kendaraan listrik untuk segmen bisnis lainnya, termasuk bisnis logistik.

Sementara untuk segmen EBT, TOBA memperlebar sayap ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan mini hidro (PLTM) sejak 2023. Pembangkit mini hidro berlokasi di Lampung dengan kapasitas 6MW sudah mulai berproduksi sejak bulan Januari 2025.

Sementara PLTS terletak di Batam dengan menyasar kawasan industri sebagai target pasar dan saat ini sedang dalam tahapan konstruksi dengan kapasitas 46MWp. Di kedua pembangkit ini, TOBA memiliki partisipasi 49%.

Baca Juga: Kinerja TBS Energi Utama (TOBA) Terdampak Divestasi PLTU, Begini Penjelasan Manajemen

Transformasi TOBA ke bisnis berkelanjutan selanjutnya adalah ke bisnis pengelolaan limbah. Perseroan memulai dengan menggarap limbah medis dan kini melayani limbah secara umum. TOBA tidak cuma mengumpulkan juga mengolah limbah menjadi sumber energi.

Ekspansi TOBA dimulai dengan akuisisi perusahaan pengelolaan limbah medis bernama Asia Medical Enviro Services (AMES). Perusahaan berbasis di Singapura ini memiliki pangsa pasar sekitar 50% pada Agustus 2023.

Selanjutnya pada Desember 2023, TOBA mengakuisisi perusahaan asal Indonesia yang memiliki model bisnis pengelolaan limbah B3 medis, B3 komersial serta limbah domestik bernama ARAH Environmental. Perusahaan ini beroperasi di 15 provinsi dan melayani lebih dari 5.000 pelanggan medis, industrial dan domestik.

Paling anyar, adalah akuisisi perusahaan pengelolaan limbah berbasis di Singapura bernama Sembcorp Environment Pte. Ltd. serta Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. pada Maret 2025 dan Mei 2025.

“Berbeda dengan perusahaan berbasis batubara lain, TOBA tidak hanya melakukan diversifikasi ke sektor yang ESG dan sustainability related, tetapi mereka merombak ulang model bisnis. Ini adalah transformasi yang bold,” kata analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi Sekuritas, dalam keterangannya, Selasa (5/8). 

Menurut dia, masuknya TOBA ke bisnis pengelolaan limbah ini akan menjadi katalis jangka panjang untuk kinerja.  Model bisnis ini sangat relevan untuk kondisi Indonesia yang sudah masuk pada fase darurat sampah.'

Baca Juga: Merugi di Semester I 2025, Begini Penjelasan TBS Energi Utama (TOBA)

Marketnya ada dan besar karena kita negara dengan populasi terbesar keempat dunia. Sampah dan limbah jadi perso,alan nyata. Pemerintah coba cari solusi dan game changer-nya nanti adalah Perpres Sampah. TOBA menjadi perusahaan yang menjadi beneficiary dari regulasi initambahnya.

Perpres sampah akan menjadi katalis positif untuk TOBA ke depan..“TOBA telah menyiapkan infrastruktur yang kuat dan lengkap. Bisnis pengelolaan limbah domestik ada lewat AMES dan ARAH. Mereka juga akuisisi Sembcorp berbasis di Singapura yang notabene sudah sangat maju dalam pengelolaan limbah.

TOBA mencatatkan pendapatan dari segmen pengelolaan limbah pada semester I 2025 sebesar US$ 59,6 juta atau meroket 831% year-on-year (yoy). Sementara untuk bisnis penjualan sewa kendaraan listrik pada periode yang sama mencapai US$3,4 juta atau naik 13% yoy.

Lonjakan pendapatan dari segmen pengelolaan limbah ini terjadi pasca TOBA melakukan akuisisi terhadap Sembcorp Environment Pte Ltd pada Maret 2025 dan Sembcorp Enviro Facility Pte Ltd pada Mei 2025. Total transaksi mencapai S$ 414 juta.

Pada periode yang sama TOBA juga telah mendivestasikan dua unit PLTU miliknya bernama PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) dan PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dengan nilai transaksi mencapai US$ 403 juta.

Secsra teknikanl menurut  Achmad Yaki, BCA Sekuritas, TOBA menguji three white soldiers pattern dengan MACD dan RSI masih bergerak naik, serta volume perdagangan meningkat.

Namun, rawan SOS jika gagal menembus resistance di 1.170-1.210. Saham TOBA pada Selasa (5/8) pukul 09.35 WIB berada di Rp 1.095. Yaki memberikan  rekomendasi trading buy. Support: Rp 1.080 dan resistance: Rp 1.250

Selanjutnya: Mark Dynamics (MARK) Bagikan Dividen Interim Rp 76 Miliar, Cek Jadwal Lengkapnya

Menarik Dibaca: Awas! Bibit Siklon Tropis 90S Picu Gelombang Laut hingga 6 Meter di Perairan Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×