Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) telah mengalami lonjakan harga yang signifikan dalam seminggu terakhir, naik hampir 15%, mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir di sekitar US$ 48.000.
Pada Senin (12/2) pukul 10:00 WIB, BTC diperdagangkan seharga US$ 48.057, dengan area US$ 48.000 menjadi level support. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur memprediksi adanya potensi kenaikan lebih lanjut menuju US$ 50.000 jika harga mampu bertahan di atas level tersebut.
“Namun, jika harga turun di bawah US$ 48.000, kemungkinan akan terjadi penurunan ke level support terdekat di sekitar US$ 46.300,” ujar Fyqieh kepada Kontan.co.id, Senin (12/2).
Fyqieh mengatakan, Indikator teknikal seperti Stochastic menunjukkan bahwa pasar berada dalam kondisi overbought, sementara histogram MACD menunjukkan momentum bullish.
Baca Juga: Tembus US$ 48.000, Bitcoin Kembali Naik Saat Perayaan Imlek 2024
Kendati demikian, Fyqieh menyampaikan, mengenai sentimen pasar untuk pekan ini, pelaku pasar harus tetap waspada karena diprediksi pasar kripto dan harga Bitcoin akan terkoreksi mengingat akan ada rilis data ekonomi penting di Amerika Serikat (AS).
“Sehingga investor akan menantikan laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Januari yang dijadwalkan pada Selasa (12/2) untuk menilai kemajuan The Fed dalam upaya melawan inflasi,” kata dia.
Dia mengatakan, meski pelaku pasar telah menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Maret 2024, The Fed sedang mempertimbangkan untuk menunda pemotongan suku bunga hingga Mei-Juni 2024 karena alasan yang tidak dapat dihindari. Data inflasi AS akan sangat penting dalam membentuk sentimen pasar.
Selain itu, dia memperkirakan bahwa CPI AS akan mengalami peningkatan sebesar 0,2% di bulan Januari 2024, konsisten dengan kenaikan pada bulan Desember sebelumnya.
Fyqieh juga memprediksi pasar kripto akan terjadinya ketidakpastian seputar inflasi dan kebijakan moneter, sehingga kerap kali membuat investor kurang antusias dalam mencari aset alternatif seperti Bitcoin (BTC) dan mata uang kripto lainnya.
“Jika peningkatan inflasi ternyata lebih tinggi dari ekspektasi, ada kemungkinan bahwa Bitcoin dan pasar kripto akan mengalami koreksi kecil. Kenaikan inflasi akan menjadi tantangan tambahan bagi The Fed dalam menentukan waktu potensial untuk menurunkan suku bunga,” kata dia.
Baca Juga: Ada Halving Bitcoin, Ini 4 Aset Kripto yang Dijagokan Naik Tahun 2024!
Menurut CME FedWatch Tool, ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Mei 2024 sebesar 52%, sementara ada peluang sebesar 39% bahwa suku bunga akan tetap stabil.
Sementara itu, Bitcoin Fear & Greed Index mencerminkan perubahan sentimen investor yang dipicu oleh pasar ETF BTC spot. Pada hari Sabtu (10/2), Fear & Greed Index naik dari 72 menjadi 74. Seminggu sebelumnya, indeks berada di angka 60.
Meskipun begitu, Fear & Greed Index masih berada dalam zona Greed, menunjukkan kemungkinan adanya kenaikan lebih lanjut dan dapat menguji selera investor sebelum perdagangan pasar ETF BTC spot dilanjutkan pada hari Senin di waktu AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News