kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,90   12,59   1.38%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi syariah masih menawan


Rabu, 16 November 2016 / 11:29 WIB
Obligasi syariah masih menawan


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto

Transaksi turun

Menurut hitungan Nico, secara month on month (mom), rata-rata frekuensi transaksi sukuk harian turun sebesar 27,32% pada bulan Oktober lalu. Pada Oktober, transaksi hanya tercatat 91 kali per hari, dibandingkan September yang mencapai 125 kali per hari.

Begitu pula dengan volume transaksi harian yang rata-rata hanya Rp 824 miliar per hari di bulan Oktober, turun 33,67% dari Rp 1,24 triliun per hari di September. "Memang, secara tren terus menurun," kata Nico.

Total sukuk negara yang beredar di pasar per 14 November, menurut catatan Nico, ada 27 seri dengan total outstanding senilai Rp 246,68 triliun. Sementara surat utang negara konvensional berjumlah 128 seri dengan nilai mencapai Rp 1.771,75 triliun.

Untuk sukuk korporasi terdapat 51 seri dengan total outstanding senilai Rp 11,04 triliun. Lalu obligasi korporasi konvensional berjumlah 477 seri senilai Rp 304,02 triliun. "Jadi memang terlihat perbedaan signifikan antara transaksi obligasi konvensional dibandingkan dengan sukuk," kata Nico.

Dari segi likuiditas, Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menilai, obligasi syariah masih kurang likuid. Jumlah investor yang sedikit membuat jumlah instrumen di pasar sekunder sedikit. "Ini membuat perdagangan menjadi jarang. Likuiditas jadi tidak tersedia di pasar," ucap Soni.

Dalam jangka pendek, menurut Nico, sentimen global masih akan membayangi pasar surat utang syariah di dalam negeri. "Sampai akhir tahun, prospeknya bakal terhambat karena faktor eksternal seperti Trump effect dan kenaikan suku bunga acuan The Fed pada Desember nanti," kata dia memprediksi.

Namun, Nico tetap optimistis dengan prospek obligasi syariah dalam jangka panjang. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Nico yakin banyak investor di Indonesia yang menginginkan instrumen investasi berbasis syariah. Hingga akhir tahun 2016, Soni memprediksi, imbal hasil obligasi syariah masih bisa mencapai level 15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×