Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan membayar kembali (refinancing) utangnya yang berdenominasi dollar AS. Anak usaha Barito Pacific itu akan menerbitkan surat utang sebesar Rp 500 miliar.
Obligasi tersebut akan ditawarkan dalam dua seri, yakni berjangka waktu tiga tahun dan lima tahun. Surat utang jangka panjang itu mendapat peringkat Single A Plus dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Perseroan juga sudah menunjuk tiga penjamin emisi, yakni PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT BCA Sekuritas.
Dalam prospektus TPIA yang terbit akhir pekan lalu, sebesar 35% dana obligasi ini akan digunakan untuk membayar sebagian utang sebesar US$ 220 dari Bagkok Bank Public Company Limited dan The Siam Commercial Bank Public Company Limited. Tingkat suku bunga utang itu LIBOR +4,1% per tahun.
Lalu, sisa dana obligasi sebesar 65% digunakan untuk membayar sebagian utang sebesar US$ 94,98 juta dari bank yang sama. Tingkat suku bunga ini mencapai LIBOR + 4,25%. Jatuh tempo utang ini pada 7 Oktober 2022 mendatang.
Perseroan akan memulai masa penawaran awal pada 14-28 November mendatang dan menargetkan masa efektif pada 6 Desember 2016.
Hingga Kuartal III 2016, TPIA mengantongi laba bersih US$ 216,66 juta, naik tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 30,99 juta. Pencapaian tersebut sekaligus melewati target laba perusahaan di tahun ini sebesar US$ 200 juta.
"Kenaikan tersebut terutama diuntungkan dari margin produk yang kuat dan volume penjualan yang lebih tinggi dari kapasitas baru Ethylene Cracker perseroan," ujar Suryandi, Direktur TPIA baru-baru ini.
Kenaikan laba tersebut didorong dari pertumbuhan pendapatan perusahaan. TPIA mencetak pertumbuhan pendapatan 22,38% dibanding tahun sebelumnya yaitu dari US$ 1,14 miliar menjadi US$ 1,4 miliar. Salah satu pendorong peningkatan berasal dari lini bisnis olefins.
Penjualan Ethylene, Propylene, Py-Gas dan Mixed C4 berhasil meningkat 98,47% dari US$ 275,24 juta menjadi US$ 546,27 juta. Kontribusinya kini hampir menyamai lini bisnis polyolefins yang selama ini menjadi pemasok terbesar pendapatan perusahaan sebesar US$ 600,75 juta.
Sedangkan untuk pangsa pasarnya, produk TPIA masih didominasi kebutuhan dalam negeri. Porsi penjualan dalam negeri mendominasi sekitar US$ 1,03 miliar, sedangkan untuk porsi ekspornya hanya mencapai US$ 356,59 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News