kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Pilihan Investasi Emas Beragam, Simak Plus Minusnya


Sabtu, 05 Juli 2025 / 13:53 WIB
Pilihan Investasi Emas Beragam, Simak Plus Minusnya
ILUSTRASI. Investasi emas makin digandrungi investor lantaran harga emas yang trennya meningkat.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investasi emas makin digandrungi investor. Apalagi, harga emas makin naik. Tambah lagi, ada beberapa jenis investasi emas yang bisa menjadi pilihan.

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menyebutkan sejumlah opsi investasi emas. Pertama, emas fisik. Keunggulannya antara lain kepemilikan nyata dan bisa disimpan secara pribadi. Lebih mudah dijadikan jaminan atau digadaikan. Umumnya lebih terpercaya karena diterbitkan oleh lembaga resmi seperti Antam/UBS.

“Harga stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh volatilitas teknologi/crypto,” ujar Andy kepada Kontan, Jumat (4/7).  

Kekurangannya antara lain ada biaya cetak (buyback spread) yang tinggi, membutuhkan tempat penyimpanan (brankas/safe deposit box). Lalu, risiko kehilangan atau pencurian, kurang likuid dibanding emas digital.

“Harga lebih mahal dari harga spot emas karena ada ongkos produksi,” terang dia. 

Baca Juga: Naik Rp 1.000, Cek Daftar Lengkap Harga Emas Antam Hari ini, Sabtu (5/7)

Kedua, emas digital. Contohnya, Pegadaian Digital, Tokopedia Emas, Pluang, Treasury, dan BSI Mobile. Keunggulannya lebih murah biaya masuknya (bisa mulai dari Rp5.000–Rp10.000) dan transaksi cepat dan fleksibel via aplikasi.

Selain itu, tidak perlu tempat penyimpanan fisik, bisa dicetak menjadi emas fisik (jika perlu), dan cocok untuk menabung bertahap.

Kekurangannya antara lain, ada biaya penyimpanan atau administrasi tahunan (biasanya 0.1–0.3% per tahun). Tidak semua platform diawasi OJK/Bappebti – perlu pilih yang terpercaya.

Harga jual kembali bisa berbeda antar platform dan tidak bisa digadaikan langsung, harus dicetak dulu.  

Ketiga, aset kripto yang didukung emas (Gold-Backed Crypto). Contohnya, PAXG (Paxos Gold), Tether Gold (XAUT), dan Digix Gold Token (DGX). Keunggulannya antara lain likuiditas tinggi, bisa diperdagangkan 24 jam. Bisa dipindahkan antar dompet digital/crypto secara cepat.

Nilainya mengikuti harga emas dunia (ditopang 1:1 dengan emas fisik) dan cocok untuk investor yang terbiasa dengan kripto dan teknologi blockchain.

Adapun, kekurangannya antara lain volatilitas harga bisa tinggi karena terpengaruh juga oleh pasar kripto, tidak semua token benar-benar diverifikasi memiliki cadangan emas 1:1. Tidak diawasi langsung oleh otoritas Indonesia (risiko regulasi dan keamanan siber). 

“Kurang cocok untuk investor konvensional atau yang awam teknologi,” ujar Andy.

Andy mengatakan, emas digital paling populer saat ini. Emas jenis ini dipilih karena modal awal kecil (bisa mulai dari Rp 5.000). Bisa ditabung perlahan secara rutin, misalnya auto-debit bulanan.

Lalu, akses mudah via HP (Tokopedia, Pluang, DANA, BSI Mobile, Pegadaian Digital) dan tidak repot menyimpan emas fisik.

“Siapa yang pilih ini? Investor pemula, karyawan, ibu rumah tangga, milenial, dan Gen Z,” kata Andy. 

Berikutnya, emas fisik yang masih banyak dipilih investor konservatif. Emas jenis ini dipilih karena nyaman karena berwujud nyata. Bisa digadaikan, diwariskan, atau disimpan jangka panjang. Akan tetapi karena spread dan ongkos cetak tinggi, kurang efisien untuk jangka pendek. 

 “Investor tradisional, orang tua, atau yang ingin pegangan emas fisik untuk jangka panjang. Kadang juga dipakai untuk tujuan hadiah atau mahar,” terang Andy. 

Baca Juga: Sebulan Harga Emas Antam Minus 0,88 Persen, Hari Ini Naik Tipis (4 Juli 2025)

Selanjutnya, kripto berbasis emas yang merupakan niche market, jarang dipilih. Emas jenis ini dipilih untuk diversifikasi aset digital. Bisa diperdagangkan 24 jam secara global.

“Siapa yang pilih ini? Investor yang sudah terbiasa dengan kripto. Biasanya bukan investor pemula,” ungkap Andy. 

Menurut Andy di Indonesia, jumlah investor emas jenis ini masih sangat terbatas dan belum mainstream. “Banyak orang ragu soal keamanan dan regulasinya,” imbuh Andy. 

Selanjutnya: 10 Kebiasaan Frugal Living dari Warren Buffett yang Bisa Menghemat Uang Anda

Menarik Dibaca: 8 Rekomendasi Film Drama Korea Bertema Hukum Penuh Kasus Kriminal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×