kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menelisik prospek investasi reksadana saham


Kamis, 08 Agustus 2019 / 21:43 WIB
Menelisik prospek investasi reksadana saham


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari Kamis (8/8) ini, Commwealth Bank dan Sucor Asset Management meresmikan kerjasama untuk menyediakan produk reksadana dan optimalisasi imbal hasil investasi bagi nasabah.

Lewat kerja sama ini, Commonbank resmi menunjuk Sucor Assset Management sebagai mitra dalam ranah pengelolaan dana investasi reksadana.

Investasi reksadana saham dinilai masih menjadi salah satu opsi yang menarik bagi nasabah Commbank yang ingin menginvestasikan uangnya. 

Baca Juga: Tips menyusun portofolio saat saham genting dari Infovesta Utama

Prospek positif investasi reksa dana dapat dilihat dari potensi keuntungan yang didapatkan serta berbagai sentimen yang turut mendukung industri ini. 

Stabilitas ekonomi politik dan turunnya suku bunga acuan menjadi salah dua sentimen yang membuat investasi reksa dana saham menjadi opsi yang menarik bagi investor.

Menurut Presiden Direktur Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana, dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden pada Pilpres 2019 mengindikasikan arah lokasi spending pemerintah akan kembali pada arah yang lebih disukai pasar.

Pasalnya terdapat kemungkinan pemerintah akan dapat lebih leluasa mengambil keputusan yang sifatnya non populis sehingga memicu keyakinan dan optimisme investor.

Baca Juga: Manajer investasi belum melirik ORI sebagai aset reksadana terproteksi

Sentimen perang dagang yang memperlambat ekonomi global nyatanya justru memberikan peluang yang lebih besar pada negara berkembang untuk meraup keuntungan. 

Hal ini juga menurut Jemmy memberikan dampak yang baik bagi obligasi dan saham pasca penurunan suku bunga sebagai dampak dari adanya perang dagang.

“Apabila cost of fund dan deposito mencapai level yang sangat rendah tentu pasar modal menjadi lebih menarik walaupun dengan adanya resiko yang lebih tinggi, dan reksadana menjadi pilihan yang paling mudah untuk dimiliki,” tutur Jemmy.

Optimisme terkait prospek positif reksa dana saham yang menguntungkan juga disampaikan oleh Head of Wealth Management & Client Growth Commonwealth, Ivan Jaya. 

Ia melihat kondisi yang stabil dan kondusif menjadi salah satu sentimen positif bagi prospek investasi reksa dana saham.

“Penurunan suku bunga acuan tersebut tentunya memberikan stimulan positif terhadap industri reksadana. Investor dapat memanfaatkan kondisi ini untuk menambah investasinya di obligasi atau reksa dana saham agar mendapatkan imbal balik hasil yang optimal,” jelas Ivan.

Baca Juga: Meski makin tumbuh, pasar ETF masih dalam tahap awal

Ivan sendiri memaparkan bahwa saat ini industri reksadana didukung oleh investor dari golongan milenial yang sudah mulai melek dengan kebutuhan dan instrumen akan investasi. 

Dari data yang ada, nasabah reksadana di Indonesia saat ini mencapai 1,5 jt sementara 3 tahun-4 tahun lalu masih ada di angka 400.000 nasabah. Hal ini juga menjadi sentimen yang positif bagi pertumbuhan industri reksadana.

Adapun alasan Commonbank memilih Sucor Asset Mangement sebagai manajer investasi karena melihat kinerja positif Sucor Asset Management. 

Lewat program dan instrumen reksadana saham yang bernama Sucoinvest Equity Fund, Sucor mencatatkan kinerja produk yang memberikan imbal hasil sebesar 66,29% dalam tiga tahun terakhir, sementara tolak ukur IHSG hanya memberikan imbal hasil sebesar 21,91% .

Untuk melengkapi reksa dana saham Sucor AM, Bank Commonwealth mendistribusikan reksa dana Sucorinvest Money Market Fund, reksa dana pasar uang dengan dana kelolaan Rp 2,96 triliun (data per akhir Juli 2019)

Baca Juga: Mayoritas indeks reksadana bergerak tipis sepekan lalu

Sementara ketika dibandingkan dengan investasi emas, Ivan menyebut emas merupakan instrumen investasi yang aman sementara investasi reksa dana merupakan pilihan dan alternatif lain bagi investor yang ingin menambah portofolio.

Jika dibandingkan, kenaikan harga emas dalam 10 tahun mencapai angka 70% sementara kenaikan nilai reksadana saham bisa mencapai 300%.

Jika disimpulkan, investasi reksadana saham merupakan salah satu opsi yang menarik di tengah stabilitas ekonomi politik dan beragam kebijakan moneter yang mendorong peluang dan prospek positif jenis investasi ini. 

Selain itu, jenis reksa dana saham juga memberikan tawaran keuntungan yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih panjang. 

Baca Juga: Danareksa Investment Management luncurkan reksadana ETF perdana

Namun perlu diingat tiap-tiap instrumen investasi yang dipilih memiliki bahaya atau resiko dan semakin besar keuntungan yang hendak diperoleh, semakin besar pula potensi resiko yang dihadapi. 

Baik emas maupun reksa dana saham sama-sama menawarkan pilihan yang menarik, tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×