Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Tendi Mahadi
Hal ini juga menurut Jemmy memberikan dampak yang baik bagi obligasi dan saham pasca penurunan suku bunga sebagai dampak dari adanya perang dagang.
“Apabila cost of fund dan deposito mencapai level yang sangat rendah tentu pasar modal menjadi lebih menarik walaupun dengan adanya resiko yang lebih tinggi, dan reksadana menjadi pilihan yang paling mudah untuk dimiliki,” tutur Jemmy.
Optimisme terkait prospek positif reksa dana saham yang menguntungkan juga disampaikan oleh Head of Wealth Management & Client Growth Commonwealth, Ivan Jaya.
Ia melihat kondisi yang stabil dan kondusif menjadi salah satu sentimen positif bagi prospek investasi reksa dana saham.
“Penurunan suku bunga acuan tersebut tentunya memberikan stimulan positif terhadap industri reksadana. Investor dapat memanfaatkan kondisi ini untuk menambah investasinya di obligasi atau reksa dana saham agar mendapatkan imbal balik hasil yang optimal,” jelas Ivan.
Baca Juga: Meski makin tumbuh, pasar ETF masih dalam tahap awal
Ivan sendiri memaparkan bahwa saat ini industri reksadana didukung oleh investor dari golongan milenial yang sudah mulai melek dengan kebutuhan dan instrumen akan investasi.
Dari data yang ada, nasabah reksadana di Indonesia saat ini mencapai 1,5 jt sementara 3 tahun-4 tahun lalu masih ada di angka 400.000 nasabah. Hal ini juga menjadi sentimen yang positif bagi pertumbuhan industri reksadana.
Adapun alasan Commonbank memilih Sucor Asset Mangement sebagai manajer investasi karena melihat kinerja positif Sucor Asset Management.