kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Meski makin tumbuh, pasar ETF masih dalam tahap awal


Senin, 20 Agustus 2018 / 21:04 WIB
Meski makin tumbuh, pasar ETF masih dalam tahap awal
ILUSTRASI. Reksadana ETF Pinnacle Investment


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Infovesta Utama mencatat per Juli 2018 dana kelolaan reksadana Exchange Traded Fund (ETF) mencapai Rp 10,28 triliun atau bertambah Rp 436 miliar dibanding bulan sebelumnya. Sementara sejak awal tahun, dana kelolaan reksadana ETF sudah mengembang Rp 2,2 triliun.

CEO Pinnacle Investment Guntur Putra menilai, pertumbuhan dana kelolaan reksadana ETF saat ini mengarah positif, tetapi perkembangan reksadana ini masih dalam tahap early stage atau infant stage. "Sudah mulai mengalami progres dan perkembangan, walaupun masih jauh bila dikatakan pesat," kata Guntur, Senin (20/8).

Menurut Guntur, salah satu katalis positif yang membuat dana kelolaan reksadana ETF bertumbuh saat ini adalah sosialisasi dan edukasi yang Pinnacle dan manajer investasi lainnya lakukan secara aktif kepada investor. Khususnya, reksadana ETF memiliki market share yang cukup besar di investor institusi. "Banyak investor yang sudah mulai paham mekanisme dan keuntungan dari reksadana ETF secara keseluruhan," kata Guntur.

Tercatat sejak Maret 2018 hingga Juni 2018 dana kelolaan reksadana ETF berangsur turun, dan mulai kembali naik di Juli 2018. Guntur mengatakan, investor yang sudah mulai paham berinvestasi di reksadana ETF berusaha memanfaatkan keunggulan fleksibilitas dan efisiendi dari ETF. Nyatanya, investor bisa secara langsung atau real time menambah atau mengurangi market exposure melalui ETF.

"Hal tersebut salah satu fitur produk ETF, dimana investor dapat memanfaatkan keuntungan atau keunggulan fleksibilitas dari ETF secara efisien, transparan dan fleksibel," kata Guntur.

Menurut Guntur, saat yang tepat investor masuk ke reksadana ETF sangat tergantung dari kebutuhan dan objektivitas investasi dari masing-masing investor. Jika investor memang membutuhkan eksposur tehadap pasar saham, mungkin yang paling efisien adalah masuk secara bertahap atau menambah eksposur ETF secara bertahap pada saat pasar koreksi.

Melihat perkembangan industri reksadana ETF saat ini, Guntur memproyeksikan, potensi pertumbuhan dana kelolaan reksadan ETF bisa capai dua digit baik dari produk maupun total dana kelolaan hingga akhir tahun.

Katalis positifnya tentu dari investor yang mulai menyadari keunggulan ETF dibandingkan reksadana konvensional. "ETF dilihat sebagai alat investasi yang sangat efisien dan praktis digunakan secara tactical maupun strategic," kata Guntur.

Hingga kini, Pinnacle yang memiliki lebih banyak reksadana ETF dari pada reksadana konvensional memiliki dana kelolaan total dari reksadana publik sebesar Rp 3,2 triliun per Juli 2018. Sedangkan, perolehan dana kelolaan Pinnacle di Desember tahun lalu baru mencapai Rp 2,6 triliun.

Pinnacle yang per April 2018 lalu resmi mengantongi izin sebagai penasihat investasi dari Otoritas Jasa Keuangan, memiliki dana kelolaan dari institusi lain atau dana discretionary dan advisory sebesar Rp 8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×