Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Yudho Winarto
Per 30 September 2016, UNSP masih mencatat utang Rp 9,15 triliun. Pinjaman UNSP yang jatuh tempo dalam setahun mencapai Rp 5,3 triliun.
Selanjutnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) akan menyusul UNSP menggelar reverse stock. ENRG akan reverse stock dengan rasio 8:1. ENRG pun menggelar reverse stock untuk merestrukturisasi perusahaan. ENRG akan meminta persetujuan aksi korporasi ini pada 23 Maret.
Per akhir September 2016, ENGR memiliki utang jangka pendek US$ 92,19 juta. ENRG juga memiliki utang sindikasi dengan total nilai US$ 276,38 juta. Dari angka ini, US$ 80,78 juta di antaranya jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Selain komponen utang, pos kewajiban ENRG pun besar dengan adanya utang pajak US$ 244,12 juta dan liabilitas pajak tangguhan US$ 119,45 juta.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, kinerja emiten usai reverse stock sangat tergantung usaha-usaha emiten. "Juga tergantung optimisme pasar. Contohnya setelah RUPSLB BUMI, justru sahamnya turun. Berita positif tentang perusahaan yang nantinya bisa menopang emiten," kata Reza ke KONTAN, Senin (20/2).
Pendapatan UNSP pada sembilan bulan hingga September 2016 mencapai Rp 1,16 triliun, turun 27,04% ketimbang periode yang sama 2015. Sedangkan pendapatan ENRG turun 15,89% menjadi US$ 391,24 juta pada periode yang sama. Reza merekomendasikan hold untuk saham ENRG dan UNSP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News