Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue masih semarak. Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan ada 10 emiten yang melakukan rights issue dengan nilai Rp 9,51 triliun per 18 Juli 2025.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menjelaskan sampai saat ini, masih ada empat perusahaan tercatat yang tercatat dalam pipeline rights issue.
“Berdasarkan sektornya, ada dua perusahaan yang berasal dari sektor bahan baku. Lalu masing-masing ada satu perusahaan yang berasal dari sektor kesehatan dan transportasi & logistik,” jelas Nyoman belum lama ini.
Terbaru, PT Indo Multi Jasa Tbk (IMJS) yang mengumumkan rencana aksi rights issue. Melansir prospektus, entitas Grup Salim ini berencana untuk menerbitkan maksimal 3 miliar saham baru.
Baca Juga: Siap Eksekusi Rights Issue, Wahana Interfood (COCO) Terbitkan 2,66 Miliar Saham
Seluruh dana hasil rights issue ini setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan IMJS untuk memperkuat struktur permodalan serta pengembangan usaha, baik langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak.
Manajemen IMJS berharap aksi korporasi ini dapat berdampak positif bagi pertumbuhan usaha, di mana rights issue akan memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kinerja keuangan.
“Peningkatan modal IMJS dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan daya saing usaha dan peningkatan hasil investasi bagi pemegang saham IMJS,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Selasa (22/7).
Kemudian ada PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) yang berencana untuk menerbitkan Waran Seri II yang menyertai rights issue. Rencananya, INET akan menerbitkan maksimal 3,2 miliar Waran Seri II.
Adapun setiap empat saham baru hasil pelaksanaan rights issue melekat satu Waran Seri II. Di mana, setiap satu Waran Seri II yang diperoleh investor nantinya dapat ditukar dengan satu saham INET.
Baca Juga: Umumkan Rencana Rights Issue, Saham IMJS Melonjak Hingga ARA
Lalu ada PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) telah mengantongi persetujuan dari pemegang saham untuk menggelar rights issue. Restu itu diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Juli 2025.
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) juga baru menyelenggarakan RUPSLB pada 22 Juli 2025 untuk meminta persetujuan dari aksi rights issue. BUVA berencana untuk menerbitkan maksimal 4,8 miliar saham atau setara dengan 23,31%.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nurgoho mencermati, secara operasional dan fundamental IMJS dan INET cukup menjanjikan dibandingkan dengan emiten lainnya.
Menilik laporan keuangan tahun buku 2024, IMJS membukukan laba besih sebesar Rp 228,47 miliar. Ini turun 31,53% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari raihan 2023 yang mencapai Rp 333,69 miliar.
Baca Juga: Kinerja Melesat Triple Digit, Intip Prospek INET di Tengah Rencana Rights Issue
Adityo bilang memang walaupun tidak terus mengalami kenaikan, setidaknya IMJS masih mampu mencetak laba bersih. Sementara INET, sejak listing di BEI pada 2023 masih konsisten membukukan pertumbuhan kinerja.
Pada 2024, INET mencetak laba bersih sebesar Rp 1,32 miliar atau meningkat 51,69% YoY. Lonjakan kinerja berhasil dipertahankan INET hingga 30 Juni 2025, yang meraup laba bersih Rp 7,77 miliar atau melesat 666,66% YoY.
“IMJS dan INET operasional cukup menjanjikan secara operasional,” jelasnya dalam paparan, Rabu (23/7).
Senior Investment Specialist Mirae Asset Sekuritas Asri Natalia mencermati secara teknikal, IMJS berhasil breakout dari fase sideways. Bahkan pada perdagangan Rabu (23/7), IMJS menyentuh batas auto rejection atas.
Pada akhir perdagangan Rabu (23/7), IMJS ditutup melesat 34,04% atau naik 64 poin ke level Rp 252 per saham. Dengan lonjakan harga tersebut, Asri bilang resistance IMJS di level Rp 246 per saham sudah terlampaui.
Asri memproyeksikan resistance IMJS berikutnya berada di level Rp 270. Dia menyarankan investor yang sudah memiliki saham IMJS dapat memasang trailing stop di level Rp 246 agar menjaga keuntungan investor.
Untuk INET, lanjut Asri, penguatannya sudah mulai terbatas. Dia merekomendasikan bagi investor yang belum memiliki saham INET, bisa menunggu untuk membeli di area Rp 272–Rp 278.
Selanjutnya: Simak Rekomendasi Teknikal Saham MEDC, ISAT, dan CMRY untuk Perdagangan Kamis (24/7)
Menarik Dibaca: Fitur Lifestyle Hadir di PLN Mobile, Perluas Layanan ke Ranah Hiburan dan Gaya Hidup
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News