kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar potensi reverse stock UNSP


Selasa, 21 Februari 2017 / 09:30 WIB
Menakar potensi reverse stock UNSP


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) akhirnya mengantongi restu menggelar reverse stock setelah tiga kali rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Emiten ini akan reverse stock dengan rasio 10:1.

Jadi, nantinya 10 saham UNSP dengan nilai nominal Rp 100 akan digabung menjadi satu saham dengan nilai nominal Rp 1.000. "Reverse stock dibutuhkan untuk keberhasilan restrukturisasi utang dan perbaikan fundamental yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan pemegang saham," kata Andi Setianto, Direktur dan Investor Relations UNSP, Senin (20/2).

Sebelumnya, UNSP sempat menggelar dua kali Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Kedua RUPSLB ini tak memenuhi kuorum sehingga emiten kebun ini memutuskan melaksanakan RUPSLB ketiga.

Dalam RUPSLB ketiga, UNSP hanya perlu kehadiran 19% pemegang saham untuk mencapai kuorum. Kemarin, sekitar 20,3% pemegang saham hadir sehingga RUPSLB mencapai kuorum.

Dari jumlah pemegang saham yang hadir, sebanyak 87,1% pemegang saham menyetujui reverse stock. Sisanya memilih abstain dan tidak setuju. "Kami akan selesaikan secepatnya di semester satu," kata Andi.

Usai reverse stock, UNSP akan merestrukturisasi utang. Produsen CPO ini akan fokus untuk mengurangi beban bunga yang memapas laba. Andi bilang, biaya bunga UNSP mencapai Rp 600 miliar per tahun. Dalam sembilan bulan pertama tahun lalu saja, UNSP membayar beban keuangan Rp 563,94 miliar. Andi berharap pihaknya dapat mengurangi 50% biaya bunga.

Andi mengaku, pihaknya masih menggodok opsi penambahan modal. Andi bilang ada opsi seperti rights issue dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu.

Per 30 September 2016, UNSP masih mencatat utang Rp 9,15 triliun. Pinjaman UNSP yang jatuh tempo dalam setahun mencapai Rp 5,3 triliun.

Selanjutnya, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) akan menyusul UNSP menggelar reverse stock. ENRG akan reverse stock dengan rasio 8:1. ENRG pun menggelar reverse stock untuk merestrukturisasi perusahaan. ENRG akan meminta persetujuan aksi korporasi ini pada 23 Maret.

Per akhir September 2016, ENGR memiliki utang jangka pendek US$ 92,19 juta. ENRG juga memiliki utang sindikasi dengan total nilai US$ 276,38 juta. Dari angka ini, US$ 80,78 juta di antaranya jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

Selain komponen utang, pos kewajiban ENRG pun besar dengan adanya utang pajak US$ 244,12 juta dan liabilitas pajak tangguhan US$ 119,45 juta.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, kinerja emiten usai reverse stock sangat tergantung usaha-usaha emiten. "Juga tergantung optimisme pasar. Contohnya setelah RUPSLB BUMI, justru sahamnya turun. Berita positif tentang perusahaan yang nantinya bisa menopang emiten," kata Reza ke KONTAN, Senin (20/2).

Pendapatan UNSP pada sembilan bulan hingga September 2016 mencapai Rp 1,16 triliun, turun 27,04% ketimbang periode yang sama 2015. Sedangkan pendapatan ENRG turun 15,89% menjadi US$ 391,24 juta pada periode yang sama. Reza merekomendasikan hold untuk saham ENRG dan UNSP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×