kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Mega Manunggal rajin berburu lahan dagangan


Sabtu, 20 Juni 2015 / 12:33 WIB
Mega Manunggal rajin berburu lahan dagangan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) telah resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui initial public offering (IPO), MMLP melepas sebanyak 1,71 miliar saham ke publik dengan harga Rp 585 per saham. Dus, perusahaan properti logistik ini bisa mengantongi dana IPO sebesar Rp 1 triliun.

Setelah go public, perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan dan pengembangan properti logistik ini siap berekspansi ke bisnis pergudangan dan logistik. Tahun ini, MMLP akan fokus menambah lahan alias landbank. Maklum, saat ini, cadangan lahan sudah habis. Padahal, MMLP berniat mengembangkan lahan itu menjadi kawasan pergudangan.

Demi mewujudkan rencana tersebut, MMLP menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 400 miliar. Sumber pendanaannya dari hasil IPO. Sekadar informasi, sekitar 90% dana hasil IPO Mega Manunggal dipakai untuk membeli lahan dan mengakuisisi perusahaan sejenis. Sedangkan 10% sisanya akan dialokasikan untuk belanja modal berupa kegiatan konstruksi dan untuk anak usaha.

Nah, anggaran tersebut akan dialokasikan secara bertahap. MMLP telah mengincar beberapa lahan yang akan diakuisisi. Direktur Utama MMLP, Fernandus Chamsi mengatakan, akan mengakuisisi lahan seluas 50-60 hektare (ha) di Jabodetabek dan Jawa Timur. Namun, fokus utama mereka masih di kawasan Jabodetabek

Maklum, kawasan ini lebih mudah dijangkau oleh para investor ataupun tenant serta berdekatan dengan pusat kota. Bangun infrastruktur Kendati fokus menambah lahan, Fernandus menjelaskan, MMLP juga akan mengembangkan infrastruktur baru tahun ini. Tapi, pembangunan gudang membutuhkan waktu sekitar delapan bulan sampai 1,5 tahun sehingga baru bisa menyumbang pada pendapatan di tahun depan.

Meski begitu MMLP optimistis mampu meningkatkan kinerja. Maklum, perusahaan ini baru selesai membangun gudang di kawasan industri MM2100 seluas 5.620 meter persegi (m²) dan sudah disewakan seluruhnya.

Gudang itu telah memberikan kontribusi Rp 1 miliar-Rp 2 miliar terhadap pendapatan. Secara total, MMLP punya lahan seluas 333.350 m² di dua lokasi, yakni kawasan industri MM2100 Cikarang dan Kawasan Halim, Jakarta Timur.

Di sana, dibangun empat pergudangan dan logistik dengan nett leasable area (NLA) seluas 163.757 m². Antara lain Unilever Mega DC, Li & Fung, Intirub Business Park (IBP) dan Selayar. Unilever Mega Distribution Center (DC) merupakan center under single roof terbesar di Asia Tenggara seluas 194.000 m² dengan NLA sekitar 90.000 m² dan berlokasi di kawasan MM2100.

Di lokasi sama, terdapat properti logistik built to suit bernama Li & Fung seluas 35.000 m² dengan NLA 22.000 m². Sementara Intirub Business Park merupakan warehouse building yang disewakan kepada multitenant dan berlokasi di Halim. Proyek properti ini menyediakan ruang kantor dan pergudangan di atas lahan seluas 60.000 m² dengan NLA sebesar 46.000 m² .

Kini MMLP telah memiliki 20 tenant yang sebagian besar merupakan perusahan barang konsumsi. Adapun biaya sewa rata-rata gudang yang dikenakan Rp 60.000-Rp 110.000 per m² setiap bulan. Namun, kemungkinan besar harga sewa yang dikenakan MMLP bakal naik tahun ini tergantung laju inflasi. "Naiknya 5%-7%," kata Fernandus.

Tak hanya itu, MMLP menawarkan pergudangan modern dengan menghadirkan konsep efisiensi yang bisa membantu perusahaan menjaga margin. Pendapatan perusahaan ini juga akan terjaga karena sekitar 70% tenant MMLP mengikat kontrak jangka menengah dan jangka panjang atau masa kontrak sekitar 5-10 tahun.

Sedangkan tekanan kurs tak berdampak negatif terhadap kinerja MMLP. Sebab, hampir seluruh komponen membangun gudang merupakan produk lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×