Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif impor untuk Indonesia sebesar 19%, turun dari yang ditetapkan sebelumnya sebesar 32%.
Sejumlah emiten memberikan respons terkait penurunan Tarif Trump. PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI) mengaku bisa bernapas lebih lega dengan penurunan Tarif Trump.
Sekretaris Perusahaan DSFI, Saut Marbun mengatakan, industri perikanan, termasuk DSFI, yang sangat bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu pasar utama terdampak signifikan dari Tarif Trump.
Baca Juga: Trump Kenakan Tarif Impor 19% untuk RI, Ini Dampaknya ke Pasar Saham dan Perekonomian
Impor DSFI ke AS sebesar Rp 109,22 miliar per kuartal I 2025. Artinya, impor perseroan ke AS kira-kira sebesar 74,84% dari total penjualan per kuartal I 2024 yang sebesar Rp157,53 miliar.
Untuk menanggulanginya, DSFI menyasar pasar baru, seperti China, Timur Tengah, dan Korea Selatan, sebagai antisipasi penerapan Tarif Trump. Per hari ini, perseroan sudah melakukan ekspor ke lebih dari 20 negara.
”Tarif Trump akan memberikan tantangan besar bagi bisnis ekspor ikan DSFI ke AS. Namun, dengan strategi yang tepat, DSFI dapat mengurangi dampak negatif dan tetap menjaga keberlanjutan bisnis perseroan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (16/7).
Sebaliknya, Tarif Trump diakui PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dan PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) tak berdampak ke kinerja mereka.
Head of Investor Relations SGRO, Stefanus Darmagiri mengatakan, penurunan Tarif Trump tidak akan berdampak langsung terhadap operasional dan kinerja SGRO, karena seluruh penjualan minyak kelapa sawit perseroan difokuskan kepada pasar domestik.
“Dengan dimulainya program B40 di 2025, diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit, khususnya untuk pasar domestik,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (16/7).
Saat ini, SGRO juga belum memiliki rencana untuk menjual produk di pasar ekspor dan Perseroan masih fokus kepada pasar domestik untuk ke depannya.
“Namun, penurunan tarif impor ke Amerika Serikat memang dapat berdampak terhadap daya saing produk-produk CPO Indonesia di pasar global,” paparnya.
Baca Juga: Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19%, Prabowo Akui Negosiasi Alot
Presiden Direktur MTDL, Susanto Djaja mengatakan, kebijakan tarif impor AS tidak berdampak terhadap kegiatan usaha MTDL. Sebab, perseroan tidak memiliki kegiatan ekspor ke pasar AS.
Namun, MTDL mengaku terus mencermati perkembangan kebijakan perdagangan global lantaran dapat mempengaruhi kondisi makroekonomi, termasuk nilai tukar rupiah serta aktivitas bisnis mitra dan pelanggan.
“Fokus utama MTDL adalah memperkuat posisi di pasar domestik, khususnya di segmen distribusi produk IT dan layanan Solusi & konsultasi digital untuk pasar di dalam negeri,” ungkapnya.
Selanjutnya: Astra Dukung Ekosistem Teknologi Nasional, Ada 6 Inovasi Digital dari Astranauts 2025
Menarik Dibaca: Depo Bangunan Gelar Undian dengan Total Hadiah Rp 16 Miliar hingga 2026
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News